Jumat, 04 Oktober 2013

Bermain Peran



“Kamu bawa bekal apa?” tanya Mira, sedikit melongokkan kepalanya ke kiri, mengintip apa yang tertata rapi di balik kotak makan Ema.
“Waaah” Mata Ema terbelalak, seolah kotak makannya berisi kejutan. “Mama membawakan aku burgel!” katanya. Sebuah roti bundar dengan isi tersusun rapi telah berjejal di kotak makan kuningnya. Mama menaruhnya lengkap dengan saus kemasan plastik kecil. Ukuran sebesar ini, sangat cukup mengganjal perut Ema yang kurus kecil. “Kamu, Mir?”
Mira mengerdikkan bahunya, tak tahu sama sekali. Mira menebak, mamanya dan mama Ema sama-sama suka menaruh kejutan untuk bekal anak-anaknya. Tiap hari menu yang dibawa tak pernah sama. Mereka kaya bukan main, saat anak lain hanya membawa bekal nasi-mi-telur, mereka membawa makanan-makanan orang dewasa. “Ayo kita buka! Satu, dua…” Mira membuka kotak makan birunya pelan-pelan sambil kembang kempis dadanya menebak-nebak. “Waaah” kali ini ia yang terbelalak.
Ema mengintip isi kotak Mira. Kue pipih bundar dengan saus dan daging di atasnya. Ada pula jamur-jamur kecil yang tak kalah seru menghiasi kue itu. “Pisa!” keduanya berteriak bersamaan. Tawa mereka keras dan bahagia, meski tertelan habis di udara.
“Kamu boleh minta burgel aku, tapi aku minta pisa kamu ya”
“Oke!”
Jalanan lengang di hari libur. Tak ada pendapatan dari mengamen atau menjual koran. Keduanya masih duduk di trotoar. Masih kusam. Masih menggunakan pakaian kumal.
Masih bermain peran sebagai dua anak berseragam putih-merah yang bertukar bekal di jam istirahat sekolah. Merasakannya tak pernah. Kotak bekalnya pun tak nyata.
Jalanan lengang di hari libur. Di sudut trotoarnya, dua gadis kecil meriangkan diri.

1 komentar:

obat herbal penyakit mengatakan...

ijin baca dulu kisah nya

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com