Jumat, 30 September 2011

Oktober !


Halo, Oktober !
September kemarin Alhamdulillah banyak hal yang bikin semangat. Terutama semangat kuliah. Emang udah niat banget sih untuk bisa memperbaiki nilai di semester tiga ini. Tugas-tugas dan materi yang mulai hectic semoga nggak menghambat niat saya buat bisa ngejar ketinggalan IP di semester lalu.
Oktober ya ? Asli, maunya sih saya skip bulan ini. Mulai sibuk Psycho Camp 2011, dan tugas kuliah—lagi-lagi—pasti makin membabi buta. Pasti bakalan sakit, nggak mungkin nggak. Tapi ya, mau gimana lagi. Resiko. Konsekuensi. At least di kepanitiaan saya mulai kenal banyak orang. Sambil menyelam minum airlah.
Well, I have a simple wish. Oktober ini, semoga rangkaian Psycho Camp 2011 berjalan lancar, UTS blok Psikologi Perkembangan I, Psikologi Kepribadian I, dan tugas-tugas juga nggak kalah lancar dan nggak terbengkalai. Iya, semoga semangat saya untuk begadang dan baca buku kuliah nggak menurun dan nggak cuma membara di awal-awal aja. Dan walaupun impossible, saya berharap bulan ini nggak ada sakit-sakitan. Satu lagi sih, bahagia. Itu doa yang paling awet di tiap bulan. Lagi sih, rejeki lancar. Haha nggak ada cukup-cukupnya ya, banyak barang yang lagi mau saya beli.
Satu lagi. Semoga Oktober ini memang bisa di-skip atau seenggaknya bisa berlalu dengan cepat,  supaya bisa cepat ketemu November.
Amin.

Rabu, 28 September 2011

Payah

source : tumblr


Mari meraba detik-detik yang berjalan mematikan. Ada kamu yang berubah dengan begitu cepatnya tanpa kamu sadari, dan ada aku yang tidak menikmati perubahanmu. Maafkan kalau ucapanku pernah salah, fatal, dan mungkin melukai kamu. Aku selalu bodoh dalam hal menjaga perasaan orang lain.
Dan aku hanya belum siap jika ternyata kamu membawaku pada ending yang memudar. Berapa kalipun aku terbiasa dengan kisah seperti ini, mohon percaya, mengalaminya lagi dan lagi tidak membuatku semakin kuat dan mati rasa. Selalu ada rasa sakit yang timbul di tiap pertanyaan yang aku lafalkan terus menerus dalam hati : apakah kedekatan yang kamu ciptakan hanya berakhir seperti gonggongan anjing di telinga pemusafir ?
Mungkin “aku butuh kamu” adalah kalimat yang aku selipkan di bagian paling bawah di mana segala macam gengsi tertumpuk di atasnya. Aku terlalu payah untuk berusaha membuatmu tahu. Aku terlalu payah hingga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatakannya.
Selamat berubah saja, semoga bahagia. Oiya, selamat menghilang juga. Pertemuan-pertemuan kecil yang terjadi tidak membawa kembali kamu yang dulu. Semoga kangenku dengan kamu yang dulu bisa terobati, dengan atau tanpa kamu.
Semoga kamu membacanya. Dan sadar bahwa ini untuk kamu.

Rabu, 21 September 2011

September Ceria


Belakangan ini saya nggak seberapa produktif nulis. Nggak tau kenapa. Saya cuma lagi mau berbagi walaupun nggak banyak yang bisa saya bagi karena hari-hari saya juga monoton.
Sebenernya ini September yang sangat kacau. Ibaratnya, karena nilai setitik rusak susu sebelanga. Jadi, ada hal yang—harusnya—bikin saya kacau balau dan galau. Tapi nggak tau kenapa, nila itu pada akhirnya cuma mengendap di bawah. Nggak merubah apapun. Nggak merubah hari-hari saya yang justru makin ke sini saya merasa makin baik. Ini September yang ceria, lebih ceria dari dugaan saya. Kayak nggak punya alasan dan ide sama sekali untuk galau-galauan pada hal seberat apapun bahkan. Mati rasa sama yang namanya susah ? Mungkin. Alhamdulillah, tapi sampai saat ini juga saya masih heran. Kata Fefe, "Hebat lho, berarti kamu udah tahan banting sama masalah"
Lebih banyak hal-hal yang bikin saya ketawa, kayak punya kehidupan baru setelah sebelumnya merasa jarang bahagia. Mulai sibuk di beberapa kegiatan, mulai sibuk menyisihkan uang untuk beli buku, mulai serius kuliah, mulai berusaha memanfaatkan waktu biar nggak useless, dan yang paling penting mulai menghargai apa yang saya punya.
Saya, merasa lebih realistis. Nggak banyak berharap di satu titik karena kalau sudah berharap, saya jarang berusaha. Jadi biar semuanya saya lakukan dengan usaha, dan pasrah sama Gusti Allah atas segala sesuatunya. Iya, segala sesuatunya.
Oiya, kemarin saya nonton live performance Maliq N D’essentials di Grand City Surabaya. Asli seru ! Penampilan mereka asyik banget, bisa bawa suasana dengan musik dan goyangan mereka yang easy listening dan eye catching. Saya benar-benar menikmati. Sambil goyang-goyang, teriak-teriak. Lumayan, pelampiasan.
Begitu pulang, saya langsung sadar bahwa nonton Maliq N D'essentials ada di salah satu daftar keinginan yang pernah saya buat. Juga nonton Endah N Rhesa yang sebelumnya udah kesampaian pas lagi perform di ITS. Alhamdulillah, berarti masih banyak waktu untuk ngasih checklist ke tiap keinginan saya. Pasti semuanya terkabul !
Dan makasih, Tuhan. Oktober masih lama, tapi semoga nggak kalah menyenangkan :)

Selasa, 20 September 2011

Suatu Hari

Halo lagi, Pa.
Mendadak kangen. Nggak tau kenapa, mendadak inget hari itu. Waktu Papa ngajak aku keliling naik mobil. Nggak ke mana-mana, nggak ke suatu tempat, bener-bener cuma keliling ngabisin jalan.
Aku duduk di sebelah Papa. Dan aku masih inget banget perasaanku waktu itu yang nggak tau kenapa tiba-tiba mikir “Gimana kalau ternyata ini kesempatan terakhir jalan-jalan sama Papa ? Gimana kalau aku nggak akan bisa nikmatin hari ini lagi, duduk di sebelah Papa yang lagi nyupir, bercanda, nyanyi-nyanyi ?”
Dan ternyata bener.


“Maaf kalo Papa nggak bisa anterin kamu lagi ke mana-mana. Bentar lagi kamu kuliah. Papa nggak akan mungkin bisa nganterin kamu ke kos, atau jemput kamu pulang, atau bahkan nganterin barang yang kamu butuh kayak yang Papa lakukan ke kakak-kakakmu. Kamu harus mandiri ya. Bisa, kan ?”
 

Canggung


“Jujur ya, aku juga nggak nyaman sama diri aku sendiri, Rek. Sedeket apapun sama kalian, aku selalu ngerasa canggung. Apalagi kalo cuma berdua atau bertiga gitu. Aku selalu mikir keras untuk nyari bahan obrolan. Aku bukan talkative, Rek. Jadi aku selalu mikir jangan-jangan kalian juga canggung sama aku karena aku nggak secablak dan seekspresif kalian kalo lagi ngomongin sesuatu. Aku selalu canggung, selalu ngerasa nggak bisa jadi teman ngobrol yang enak”

“Gini lho, Pus. Kalo emang nggak ada hal yang perlu dibicarain ya buat apa dipaksain ngobrol ? Kamu nggak bisa ya menciptakan kesendirian di tengah keramaian. Berusaha nyaman gitu lho, Pus walaupun nggak ada topik sama sekali. Emang ada kalanya kita harus berhenti ngobrol kan ? Biasa aja, jangan canggung”

“Oo gitu ya ? Terus aku harus gimana ? Nggak enak juga kan kalo lagi sama orang tapi diem-dieman. Tapi aku emang susah banget untuk bisa ngajak ngobrol duluan, pasti jayus, pasti datar banget”

“Nah ya udah, kamu udah dapet sendiri jawabannya. Nggak usah dipaksain”

“…”
tik-tok-tik-tok

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com