Kamis, 29 Maret 2012

Hiatus

source : google



Saya nggak tahu apa yang terjadi dengan saya dan Maret. Maret ini lebih tepatnya. Atau lebih spesifik lagi, minggu-minggu ini. Beban tugas makin nggak karuan sementara banyak kepanitian yang sedang ingin saya ikuti.
Beberapa hari ini sibuk sekali sama tugas kuliah. Dan sialnya, laptop saya blank. Rusak mendadak, dan mati nggak terselamatkan. Sudah di dua tempat saya coba betulkan, tapi nihil. Dan sekarang masih proses pembenahan laptop di tempat ketiga.
Bisa dibilang, keseharian saya tergantung sama laptop. Saya lebih bisa bertahan lama tanpa handphone yang jutru jadi alat komunikasi terpenting daripada laptop. Lalu, di sinilah, ketika teman terbaik saya rusak, saya mati kutu. Komputer di rumahpun sudah lama mangkrak. Jadi, untuk pengerjaan tugas yang bejibun saya terpaksa beralih ke warnet which is begitu ramai, bau asap rokok, nggak nyaman, dan keyboard-nya entah kenapa rata-rata rompal.
That's why, kegiatan ngeblog saya mungkin akan hiatus selama beberapa waktu (saya harap nggak lama lagi). Saya ingin share lebih banyak fiksi lagi. Tapi sepertinya, tulisan saya sementara ini hanya terbatas di lembaran-lembaran buku saja. Jadi sementara, yang bisa saya lakukan cuma nge-tweet, nge-tweet, dan nge-tweet.
Well, doakan laptop saya cepat sembuh ya!  

Selasa, 20 Maret 2012

Jalan Belakang

source : DeviantArt


Aku menyebutmu manusia barcode. Pasti ada satu sisi pada tubuhmu yang tertera sederet kode yang melabelkan harga. Kamu itu mahal. Mahal memberikan senyummu, suaramu, pendapatmu. Mahal memberi tahu kapan aku bisa menyapa—lalu melihatmu mengangguk sambil tersenyum membalas—dan kapan tidak.
Seperti kemarin, di sekolah, aku menyapamu tepat setelah sepersekian detik kita menabrakkan pandangan di depan laboratorium Kimia. Bukan sapaan yang berlebihan, hanya senyum seadanya dariku, menandai aku melihatmu melihatku. Begitulah, seperti jutaan kali pertemuan dan persenyuman yang kuberikan cuma-cuma, kaubalas dengan sisa angin yang sekedar lewat di persimpangan pertemuan kita. Angin yang dingin, satu-satunya barang gratisan yang kau tebar ke mana-mana.
Lalu hari ini, seperti nyala matahari yang kontras di tengah musim es. Tidak ada yang bisa menyangka kita duduk berdua, berbagi sejumput tawa dan menit-menit demi seruputan teh beraroma mint di cangkir masing-masing. Menghabiskan waktu sambil menunggu anak-anak hujan jatuh luruh meninggalkan payung merah yang kita biarkan sendirian di luar pintu kedai teh. Dan mendapatkan segala kemahalan darimu secara cuma-cuma adalah kesempurnaan langka.
Suatu waktu yang lalu di kedai yang sama, di tempat duduk yang sama, dengan sisa sepertiga cangkir teh yang begitu kental berbaur dengan rasa bahagia, kita pernah mendongakkan kepala pada Tuhan di atas, yang merestui jalan belakang yang kita pilih. Demi untuk tidak menyakiti hati pecinta lain di sekolah.

Jumat, 16 Maret 2012

Kecewa


source : tumblr


Saya tidak terlalu suka dengan pelayanan yang membiarkan adanya konsep menunggu.
Saya menaruh dua lembar kain kepada seorang penjahit untuk dijadikan dua model atasan yang sesuai dengan pesanan saya. Sudah saya sertakan gambar, sudah saya jelaskan detail-detail utama yang saya inginkan, dan saya dijanjikan dua minggu oleh si penjahit untuk menunggu hasilnya. Saya setuju.
Dua minggu dan belum ada kabar, hingga akhirnya tiga minggu kemudian yang tepatnya hari ini, saya dihubungi bahwa pakaian saya sudah jadi. Buru-buru saya ambil, ternyata hasilnya mengecewakan. Sebenarnya, mengecewakan sekali. Tapi saya tidak ingin terlalu menambah rasa menyesal.
Detail yang saya inginkan tidak ada, dan ukuran baju terlalu kecil sehingga tidak nyaman untuk bergerak. Sama rasanya kalau kamu sudah mengantri lama untuk memesan muffin, tapi malah diberi cupcake. Memesan kopi joss, tapi yang diantarkan kopi panas biasa. Janjian dengan dokter, tapi si dokter tidak datang. Ditambah lamanya kamu harus menunggu, itu menyebalkan, kan ?
Mengecewakan orang itu sederhana, ketika mereka anggap ini hal yang sepele, sebenarnya belum tentu kesalahan kecil yang mereka buat itu sesepele itu untuk kita. Siapa tahu sebenarnya seorang suami sudah mengantri lama untuk memesan muffin yang harus dibelinya saat itu agar istrinya yang sedang ngidam tidak meledakkan emosinya. Atau siapa tahu seorang lelaki yang sedang banyak pikiran hanya bisa menenangkan dirinya dengan secangkir kopi joss agar masalahnya menjadi tenang sejenak. Juga, siapa tahu ketika seseorang membuat janji dengan dokter, itu karena sakitnya sudah sangat tak tertahankan.
Karena sebenarnya, ketika kita disuruh menunggu, kita sedang menanam rasa tidak sabar yang terus meluas dan menjadikan kita berekspektasi terlalu tinggi tentang hasil yang lebih memuaskan, yang impas dengan lamanya kita menunggu.
Jadi, ketika ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diekspektasikan, hanya ada satu kata yang akan memberatkan : kecewa.

Rabu, 14 Maret 2012

Ku-at


Halo, Pa, apa kabar ?
Beberapa hari kemarin aku mimpi Papa tiba-tiba datang bawain setumpuk SIM dan KTP baru yang sudah jadi. “Ini, Papa bikinin banyak, buat jaga-jaga kalau kamu teledor ngilangin KTP sama SIM lagi. KTP sama SIM kok bisa sampe ilang!” begitu katamu, Pa.
Lucu. Apa yang aku alami, seperti Papa ikut tahu. Seperti Papa ingin ikut ada di sini buat aku. Makasih, Pa. Walaupun kata Freud, mimpi itu hanya refleksi dari hal-hal yang kita inginkan, hal-hal yang kemudian kita repress. Ya, mungkin bukan sepenuhnya kamu yang datang di mimpiku malam itu dan malam-malam biasanya. Mungkin itu cuma bunga tidur yang indah hasil dari hari-hari yang aku lewati dengan me-repress rasa kangenku buat kamu, Pa.
Dan hari ini, akhirnya aku lihat video itu lagi. Dua video yang aku rekam 2009 lalu, waktu Papa membuat si Caca yang masih berumur sekitar lima bulan tertawa. Kamu adalah orang terbaik yang bisa membuat Caca tertawa sekeras itu.
Aku nggak pernah merekam apapun dari kegiatan Papa, sampai beberapa hari sebelum itu Mama memintanya. “Fotoin Papa yang banyak ya, Put. Rekam Papa. Sebelum kita nggak bisa lihat Papa lagi. Paling nggak, setelah Papa nggak ada, masih ada yang bisa kita lihat dari Papa”. Bukan bermaksud mendahului takdir, hanya saja, seperti yang Papa tahu, kita pun sudah tahu akan berakhir seperti apa penyakit Papa.
Rasanya mau nangis, Pa. Kenapa Papa cuma ada di dalam rekaman video ? Di dalam layar handphone yang nggak lebih besar dari genggamanku ?
Tapi, as always, I promise you I’ll be strong.
Oiya, Mama cerita, mimpi Papa ngajak Mama pergi. Jangan Pa, Mama jangan dibawa ke mana-mana. Aku masih butuh Mama, aku cuma punya Mama.
Take care ya, Pa.

Putri.

Selasa, 13 Maret 2012

Kebetulan Takdir

Lukas, kamu adalah luka-luka yang tertimbun dalam satu jeritan masa. Duduk sendiri di kerangka jembatan, berharap seserang mendorongmu jatuh dan tenggelem ke dasaran sungai yang akan membawa jasadmu ke arus ketenangan.
Bertemumu dengan wanita berpayung biru, berparas biru, di hari biru, mendiamkanmu lebih lama lagi di kerangka jembatan. Kau pandangi si wanita itu dari atas hingga bawah. Hatimu tak berdegup, biasa saja. Sampai dia menawarimu tumpangan, sepayung dengannya, mengantarmu pulang.
Kau bersedia, lantas menanggalkan rencanamu sendiri untuk bunuh diri. Tak mau berdramatisir memaksakan kehendakmu, lantas kau pilih untuk pulang, bersama wanita yang berbaik hati secara kebetulan.
Lima tahun kemudian, tak pernah ada alasan untuk tak merasakan degup di sekitaran dada tiap kali dekat si Wanita. Kau tak pernah lagi memercayai kebetulan.
Bahwa dia adalah penyelamatmu saat itu, kemudian kau sadari bahwa dia adalah takdir dari Tuhan untuk selanjutnya mengajakmu berjalan beriringan di kehidupannya. Hal yang kau syukuri lebih dalam dari kehidupanmu sebelum hari itu.

Sabtu, 10 Maret 2012

Rumah

Aku mengambil langkah panjang yang tak ditahu orang. Berbisik pada Tuhan dan ibuku, tentang masa yang terlampau susah dan harus kuendapkan jauh pada hati yang kutinggal di rumah. Lalu memulai perjalanan.
Aku menangis, tertawa, jatuh cinta, bahagia, susah.
Aku berjalan lurus-lurus saja ketika orang mengeluhkesahkan jalan mereka yang berbatu. Tapi aku hanya berjalan, bukan seperti mereka yang cepat berlari dengan kaki-kaki roda mereka. Kadang aku stagnan meskipun tengah berada dalam permainan roller coaster yang melaju cepat tanpa ampun. Aku diam, dalam kuasa Tuhan yang tak aku mengerti untuk jalan yang mana sebenarnya aku diciptakan.
Lalu dalam sekian banyak perjalanan, pada akhirnya selalu ada yang menungguiku pulang. Selalu ada yang harus dijejak kembali.
Pintu kayu jati yang sederhana. Jendela kaca yang lusuh dilapis debu, juga lantai cokelat terang yang justru nyaris tanpa debu. Selimut yang hangat. Kamar yang berantakan. Asap masakan yang mengepul di dapur. Deru mesin cuci. Gelas-gelas susu cokelat, atau teh, atau kopi. Lima jam dinding yang tak pernah merujuk pada angka yang sama. Senyum ibuku.
Rumah.


Untuk kota Gresik, selamat ulang tahun. Kamu adalah rumahku.

Jumat, 09 Maret 2012

MindTunes

source : tumblr


Untuk memiliki satu blog tentang musik, merupakan keinginan saya sejak lama. Namun, saya selalu mengurungkannya karena saya sadar bahwa pengetahuan saya tentang musik tidak terlalu banyak, juga tidak semenarik selera musik orang lain. Saya juga cenderung tidak mengikuti tren musik yang berkembang, sehingga saya tidak terlalu memiliki banyak bahan yang bisa diulas tentang musik.
Namun, muncul ide kedua saya untuk meneruskan keinginan saya membuat blog tersebut, namun saya membuatnya agak berbeda. Saya ingin, dalam blog itu tidak hanya saya yang berbagi, namun semua orangpun bisa berkontribusi di dalamnya. Menggabungkan selera musik banyak orang ke dalam satu blog yang sama, tentunya selain akan menambah wawasan pembaca dan pendengar, juga merupakan media penyaluran hobi.
Untuk itulah, akhirnya saya membangun blog MindTunes. Nama MindTunes sendiri merupakan gagasan dari Aji Adil. Nama tersebut terpilih sesuai dengan tujuan diciptakannya blog tersebut, bahwa kami membebaskan kamu untuk menuangkan dan membagikan kepada semua orang lagu-lagu favorit yang tak pernah bosan menemani harimu dan layak diperdengarkan untuk orang lain. Tuangkan rangkaian kata-katamu untuk memperkenalkan selera musikmu. Berhenti merasa gengsi karena selera musikmu dikatakan lawas, melayu, norak, atau aneh. Karena pada intinya, segala genre, bahasa, tahun populer, penyanyi, dikaryakan untuk satu seni terbaik yaitu musik.
Bagi kamu yang memiliki keinginan untuk membagikan selera musikmu buat orang lain, silakan kirimkam melalui email ke mindtunes_post@yahoo.com dengan format :


1.   Judul lagu dan penyanyi. Akan lebih baik jika disertakan link video lagu tersebut.
2.   Genre musik
3.   Lirik lagu
4.   Tulisan tambahan. Tidak ada syarat khusus. Kamu boleh mengirimkan tulisan apa saja. Bisa review/ulasan tentang lagu tersebut, fiksi, pengalaman pribadi, apa yang kamu rasakan ketika mendengar lagu tersebut, dan lain-lain. Kembangkan kreatifitasmu berkata-kata! Karena di MindTunes, kami tak hanya menyajikan karya musik. Karya menulismu juga akan kami abadikan. Usahakan berbahasa dengan baik agar orang tertarik untuk membacanya.
5.   Link akun Facebook atau Twitter kamu, karena kami akan mencantumkan nama kamu sebagai pengirimnya.
6.   Agar pesan dari lagu yang kamu share bisa lebih tersampaikan, untuk 1 pengiriman sebaiknya membahas tentang 1 lagu saja.


Email yang kamu kirim, akan kami proses dan kami rapikan untuk pada akhirnya kami posting di blog MindTunes. Seluruh email yang sudah masuk tidak akan melalui tahap seleksi, jadi bisa dipastikan email yang kamu kirim akan kami posting.
Memang, ini bukan merupakan sebuah lomba. Namun, bukankah menyenangkan jika kamu bisa berekspresi dan membagikan selera musik kamu ke banyak orang, sekaligus menambah wawasan mereka tentang musik ?
Happy listening, happy writing !
  


Sincerely, Putri PS.

Selasa, 06 Maret 2012

Mungkin


Mungkin kita masih bisa, terbenam dalam triliunan kaki hujan sambil terpejam-pejam karena mata kita ikut tertimbun rintiknya. Mungkin kita masih bisa, loncat di dalam genangan air di jalanan yang sepi lalu mengobral tawa seperti anak-anak. Mungkin kita masih bisa, menertawakan wajah satu sama lain yang memucat kedinginan saat berhujanan. Mungkin kita masih bisa, mengeluh bersama, meragukan kapan datangnya matahari biar baju kita bisa kering. Mungkin kita masih bisa, memberi rasa teduh untuk satu sama lain, bahkan saat kita memutuskan untuk menerobos hujan dengan jas hujan yang masih tersimpan rapi dan kering di dalam bagasi.
Itu pilihan.
Juga, mungkin kita masih bisa, merasakan sakit setelah kehujanan.
Kalau itu, resiko.

Kamis, 01 Maret 2012

When You Smile


source : tumblr

When you smile
you cry together, uncertainties.
In your touch divine, now our faith has ever grow.
Let me have it all even for tonight.

When you cry, you try.
How I love to be near you.
You're complete such hard loneliness. How I miss you.
Will this emptiness bigger for a while?

Never in my life, I'm in love by you.
Even though I knew, you will tearing me apart.
Plus I'm in to you.
All the things I do, should I tell all my stories of who I really am?

When you smile, you cry. I love you. I really do.
When you cry, you smile. I love you. I do.

When you smile, you cry.
How lonely this love, that you can't even trust.
When you cry, you smile.
For hunting every feeling for you.

You smile for hunting every feeling for you.


-Titi Sjuman, When You Smile-

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com