Sabtu, 30 Maret 2013

Hujan Belum Datang


Hujan belum datang. Belum mampir di ladang para petani yang memohon kepada Tuhan agar kemarau panjang lekas pulang, agar tumbuh tak sia-sia semua benih yang telah tertanam.
Hujan belum datang. Belum mampir di jalanan ibukota yang panasnya mulai meranggas semangat para penghuninya. Berbagai keluh juga kesah melayang-layang di pengap udara.
"Hujan belum datang", ujarku lirih. Belum mampir di pelataran rumahku, meski telah empat jam aku resah menunggu sambil menggenggam secarik kertas warna toska bertuliskan ‘undangan’.
Hujan belum datang. Tuhan hanya belum menyetujui rencanaku untuk tak datang ke pernikahanmu.
Lalu aku mengenakan pakaian, serapi-rapinya puluhan pakaian yang kupunya. Dan bergegas. Sambil berdoa di jalan agar hujan datang, meluruhkan sakit kehilangan di dada.

Minggu, 17 Maret 2013

Oh


Oh, manusia sedang bergerak dalam pesona teatrikal, yang tak dapat kubedakan mana palsu dan mana yang bukan. Mereka menciptakan perpindahan—perlahan namun pasti—yang cantik dan gemulai, mengelabui entah apa.
Mereka tercipta anggun tetapi palsu, elok dalam balutan putih bedak yang nyaris menutupi langsat kulit mereka. Berpakaian hitam polos, menutupi codet dan luka yang pernah terbentuk di sekujur tubuh,
Oh, manusia sedang bersiap menampilkan keindahan terkonyol. Menyembunyikan apa yang semestinya terlihat, menampakkan apa yang semestinya terbungkam. Berjajar di balik tirai merah marun, menunggu giliran untuk mendapatkan apresiasi dan gema tepukan dari penonton di tribun sana.
Oh, aku yang bimbang. Hendak berhenti tapi tak sanggup. Panggung sandiwara menjanjikan segalanya.
Di meja rias, sedang kupersiapkan personaku.

Minggu, 10 Maret 2013

Membunuh Diri


Jika Tuhan membebaskan hamba-Nya untuk menghalalkan sebuah dosa pilihan masing-masing, maka aku akan menghalalkan bunuh diri.
Ya. Bunuh diri. Bukan sesederhana mempertaruhkan harta di meja judi, pula bukan membunuh orang lain untuk kepentingan sendiri.
Tetapi, bunuh diri.
Ah, ya, dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Bunuhlah dirimu sendiri dengan cara mati senikmat-nikmatnya yang sanggup diterima ragamu. Bunuhlah dirimu sendiri dengan keadaan suci, tak menyisakan dosa dan perkara apapun terhadap orang lain. Bunuhlah dirimu sendiri setelah kau merasa telah cukup pada halaman tersebut kau layak menamatkan hidupmu dengan sebuah pencapaian terbesar.
Sebab hidup adalah serupa lembar-lembar perjalanan yang tertulis pada sebuah biografi. Kau tak akan rela menuliskan ratusan ribu kisah dalam hari-harimu jika kisah itu tak membawamu pada sebuah akhir yang mampu mengilhami orang-orang di sekitarmu.
Maka, bunuh diri adalah cara baru untuk tersenyum dalam abadi, dan menunjukkan bahwa kau telah rampung menyelesaikan satu episode kehidupanmu. Dan untuk itu, bunuh diri adalah pertanda tuntasnya tugasmu sebagai manusia yang sempurna.
Ya, begitu saja.
Maka jika para televisi masih mempertontonkan berita tentang ribuan penduduk dunia yang melakukan aksi bunuh diri pada suatu hari, maka sebanyak itulah orang-orang angkuh yang merasa dirinya telah cukup sempurna. Mereka tak juga mampu mencerna bahwa kesempurnaan sejati adalah milik Tuhan-nya.
Oh, ya, ini adalah dosa yang dihalalkan, sebagai jebakan bagi orang-orang konyol yang terburu puas oleh dunianya.
Cukup rumit, bukan? Semoga kau tak terkecoh di dalamnya.

Kepada Diri Sendiri


Ya, akan tiba hari di mana kau tak lagi memiliki kuasa atas akal pikirmu. Bahwa segala yang tertata akan porak poranda pada waktunya. Sebab mimpi-mimpi akan layu, tergantikan benih mimpi baru.
Sebab dunia tak akan lagi sesama hari kemarin.
Atau kemarinnya.
Atau kemarinnya lagi.
Selamat merayakan hari baru, mimpi baru.
Diri baru.
Dan, ya, bersemangatlah.

Jumat, 01 Maret 2013

Vote Me!


Halo, as I’ve said before, saya lagi ikutan lomba nulis cerpen yang diadakan situs BOM Cerpen. Saya sudah memasuki tahap kedua, dan untuk bisa masuk ke tahap ketiga, saya harus mengumpulkan vote dari para pembaca. Mulai hari ini sampai akhir bulan Maret nanti, pembaca bisa memberikan vote-nya untuk mendukung cerpen favoritnya
Caranya, klik link ini. Baca cerpen saya sampai habis supaya kalian bisa menentukan kualitas tulisan saya. Di bagian terbawah, terdapat nama-nama peserta beserta judul cerpennya yang sedang berusaha menuju grand final. Kalau menyukai cerpen saya, pleaseeeeee jangan malu-malu untuk vote saya dengan menandai opsi Putri PS, “Fragmen Api” lalu klik vote.
Mudah, kan? Sistemnya kalau tidak salah one man one vote, jadi kalau menurut kamu cerpen saya layak masuk grand final, bisa juga ajak teman-teman kamu untuk bermurah hati memberikan vote buat saya.
Hugs and kisses.

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com