Keramaian membuat kita mati perlahan. Dipaksanya kita untuk memalsukan tawa, perbincangan, dan uforia yang tak kita senangi demi untuk diterima. Demi untuk menjadi salah satu dari keramaian tersebut. Manusia-manusia berisik. Mereka pikir, hidup kita sekosong itu hingga kita dipaksa untuk terus melibatkan diri.
Padahal, kepala kita telah mampu menciptakan keramaian itu sendiri. Kita mencipta karakter-karakter dan terjun bebas di dalamnya. Kita bisa asyik meskipun sendiri. Di dalam kamar, di perpustakaan, di sudut ruangan, di tepi jalan. Kita tak butuh riuh, karena segala riuh yang paling kita gemari adalah percapakan-percakapan dengan diri kita sendiri. Dialog-dialog yang tak akan orang lain tanyakan kepada kita. Kita adalah kawan terbaik untuk jiwa kita.
Jika sudah terlalu senang tanpa harus menjadi orang lain, siapa yang butuh diterima?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)