Minggu, 28 April 2013

Epilog


Tidakkah harimu menjadi begitu biasa, pada hal-hal yang itu-itu saja? Perihal hitam dan putih yang monoton. Juga hari-hari dan peta hidup, serta rutinitasmu yang datar-datar saja. Tak pernah ada ombak di pantaimu yang terlampau tenang. Tak ada air yang meloncat tinggi, gagah menggerus batu-batu karang. Tak ada kerumunan burung yang kembali ke rumah saat malam tiba. Tak ada putih awan menggumpal di langit yang biru, yang bersih-bersih saja.
Semua yang kau lalui hanya satu alinea yang begitu biasa.
Lalu kau mencari sesuatu.
Sesuatu.
Se-su-a-tu.
Yang kau cari pada diri-diri mereka yang bergantian kau sebut sebagai ‘seseorang’-mu. Hanyut di gelak, tenggelam di tawa. Beradu nasib pada perjudian di malam panjang, mengenai penerimaan atau penolakan.
Tak pernah kau sangka akan begini jadinya. Hidupmu yang hitam dan putih, tak bercelah untuk diberi warna. Tetap monoton. Tetap ada kekosongan yang menganga, gaduh yang tercuri dan belum dikembalikan oleh entah siapa. Tak ada yang menopang di nadimu, jantungmu, hatimu. Kau serupa pelamun ulung, yang memenangkan perlombaan tatapan kosong. Melangkah begitu saja, mencari sesuatu yang tak lihai kau ketahui.
Kau tahu betul rasanya. Kau mengerti betul bagaimana sepinya.
Berangkat bernyawa, lalu pulang dalam keadaan lupa meninggal nyawa di mana.
Hambar. Kau adalah kekosongan abadi. Pencarianmu pada sesuatu yang kau kira bermuara pada seseorang, berakhir pada status gagal.
Selamat malam, selamat mendengkur kelelahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com