Jumat, 02 Januari 2015

Imitasi

Perempuan itu, alisnya disulam. Cokelat tua, tebal di pangkal, dan berujung tipis. Entah hanya aku atau yang lain pun telah ramai membicarakannya, kanan dengan kiri tak simetris. Sedikit lebih naik pada alis kanan. Sedikit sekali, nyaris tak ada beda. Ibaratnya, sembilan puluh sembilan persen sulam alisnya dilakukan dengan sempurna. Satu persennya, bisa jadi Sang Teknisi Alis mengerjakannya sambil menguap sebentar setelah lama berkonsentrasi. Sekali menguap dan kesempurnaan itu tahu-tahu bubar jalan.
Meski sangat sedikit kurang sempurna, alisnya lah yang menyedot banyak perhatian. Alis baru. Kecantikan baru. Sementara para lelaki terus terkesima tanpa tahu apa yang berubah dari dirinya, para perempuan sibuk mengaitkan fenomena sulam alis yang dilakoninya sebagai susuk pemikat.
Aku sendiri tak pernah peduli mana yang lebih tepat. Yang aku tahu, Si Gadis tak hanya menyulam alisnya. Lidah dan air matanya itu, pun hasil sulaman. Agar bisa berkata menjauhi apa yang nyata, dan pura-pura berlinang kesedihan hanya untuk meraup perhatian.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com