“Tuhan berada sedekat Senin dan Selasa
denganku”, katamu sambil melipat sajadah seusai melaksanakan ibadah Duhur. Kau
tak pernah lepas beribadah. Begitu adzan berkumandang, Tuhan-lah yang kau cari
pertama kali. Sungguh tak ada hal lain lagi yang lebih penting.
Tapi sore itu, kau ditikam seseorang.
Darahmu tertahan di sana, di pakaian kerjamu yang berwarna abu-abu. Menurut
para saksi mata, hanya sepersekian detik lamanya pisau itu dihunus lalu dicabut—dan
kau kehilangan nyawa.
Mungkin Tuhan hanya berjarak ayunan
detik pertama dan detik kedua saja denganmu. Begitu dekat. Begitu erat. Tak
dibiarkan-Nya kau pergi ke mana-mana selain berbaring di sisi-Nya.
Pada setiap waktu di mana adzan sedang
bersahut-sahutan memanggil kami untuk bergegas melepas duniawi, ketenanganmulah
yang kudoakan pertama kali.
3 komentar:
Kuejeem ah, happy ending hoy happy endiing, hahahha
Subhanalloh.....
Saya tunggu postingan selanjutnya.
Fiksinya mbak Putri ini selalu mengena di hati. :(
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)