Dihisaplah jiwamu, oleh ruh-ruh yang berkunjung malam-malam. “Sia-sia hidupmu!” kutuknya (atau, aku berpikir ia hanya merangkum apa yang ia ketahui tentang hidupmu, bukan mengutuk). Mereka tampak seperti asap, mendekatimu kala lelap. Kau dirasuknya, tak terasa. Tidurmu nyenyak sekali. Kau hanya tersentak sekali, seperti dihampiri mimpi terburuk. Tapi kau mendengkur kembali.
Paginya, kau turut serta tak bernyawa. Hanya ragamu berjalan biasa saja.
Tak ada pendar.
Tak juga jiwa.
Rabu, 24 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)