Selasa, 24 April 2012

Siapa? Aku


Mereka begitu riuh, berderet membentuk baris-baris rapi di halamanku. Ada yang sendiri, ada yang berdua, ehm, berpacaran kubilang. Yang sendiri berdiri di baris terdepan, yang berpacaran bergandeng mesra di barisan berikutnya.
Mereka mengantre tiap hari di sana. Jangan tanyakan mengantre untuk apa. Terlalu kompleks jika diceritakan. Hanya saja, mereka menunggu gilirannya tiba. Masing-masing mendapat jatah dua puluh empat jam untuk menemani harimu, untuk menentukan segala pertanyaan “kapan”.
“Kapan terakhir kali kamu check-up?”
“Kapan peristiwa bom Hiroshima-Nagasaki terjadi?”
“Kapan kamu putus dengan pacarmu?”
“Kapan UTS-mu berakhir?”
Dan segala “kapan” lainnya. Mereka penentu, tapi tak perlu kau gantungkan hidup pada mereka. Mereka hanya atribut di harimu. Tapi, aku lebih suka menyebut mereka pelengkap. Kulihat setianya mereka berdiri menahun di halamanku. Mereka mendahului keusanganku. Dua puluh empat jam yang kurasa begitu lama, tak ubahnya dengan cepat mengasingkan  mereka ke masa lalu.
Bicara apa aku ini. Toh, aku juga masih tergantung di tembok-tembokmu bersama sejuta memori dalam pigura yang terpajang rapi di sekitarku. Tergantung setahun. Mana yang lebih capek? Aku, atau hubunganmu yang masih tak jelas dengan calonmu? Aku, Si Kalender.
Tapi aku tak pernah komplain. Kunikmati proses menua bersamamu.
Belum sadar, ya? Bersyukurlah. Ketika tanggal 1 berakhir, masih kusisakan dua puluh sembilan lainnya untuk kau lewati. Belum lagi bulan-bulan di halaman-halamanku berikutnya. Gratis.
Ah, tidak juga. Tergantung negosiasiku dengan Tuhan. Tergantung jatah usiamu. Tapi setidaknya, ada aku. Pengingatmu untuk tak terus terlena dengan hari yang sia-sia. Banyak yang harus dikejar.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com