Senin, 27 Oktober 2014

Menulis Tentang Kelahiran Blog dan Harapan-Harapan

Hari ini, 27 Oktober, bertepatan dengan Hari Blogger Nasional. Sebagai salah satu orang yang sudah menggunakan blog kurang lebih lima tahun, tentunya saya merasa beruntung bisa mengenal kecanggihan teknologi ini.
Untuk saya, membangun sebuah blog sama halnya dengan membangun rumah. Butuh kesiapan dan jangan setengah-setengah. Butuh modal yang besar, dalam hal ini niat dan keberanian, juga komitmen. Kenapa membuat blog menjadi hal besar seperti ini?
Saya suka menulis sejak SD dan berlanjut hingga SMA. Namun, selama itu, saya belum pernah benar-benar mempublikasikan tulisan-tulisan saya. Beberapa kali membuat blog dan tidak aktif, saya jadi merasa bahwa blog bukan media yang efektif untuk saya. Penyebabnya, karena beberapa tahun yang lalu koneksi internet tidak bisa didapatkan semudah saat ini. Selain cukup mahal, saya tidak punya banyak waktu juga untuk mondar-mandir ke warnet dan repot-repot mengurusi blog. Akhirnya, mengambil langkah kecil untuk mulai berani memposting tulisan-tulisan pendek melalui media Facebook. Saya pikir, akan selamanya media itu saya gunakan. Ternyata, hanya sementara.
Singkatnya, tulisan-tulisan saya dibaca teman-teman, lalu beberapa orang menyuruh saya untuk beralih ke blog. Karena, bagaimanapun blog adalah media yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang doyan menulis. Sempat menolak, karena takut nasibnya akan begitu-begitu saja. Tapi tak lama, saya yang lumayan impulsif ini akhirnya berubah pikiran juga.
Saya ingat, dulu, ketika mulai ngeblog, betapa besarnya tekad saya untuk berani mengambil keputusan. Keputusan untuk berkomitmen, untuk terus menjaga blog supaya tetap hidup. Supaya tidak ditinggalkan begitu saja. Supaya saya bisa tahu proses kreatif yang saya alami sendiri. Semacam rekam jejak. Di situlah, awal mula blog ini dibuat.
Dulu, saya bisa posting tulisan-tulisan pendek setiap hari. Iya, segitu produktifnya saya. Bagi saya pribadi, menulis itu terapi, coping strategy, katarsis. Sefiksi apapun tulisan yang berusaha saya sampaikan, ada unsur pelampiasan ketakutan, kecemasan, dan beban masalah yang ingin saya tranfer dari pikiran dan perasaan saya menjadi unsur-unsur implisit dalam beberapa kalimat. Walaupun, kualitasnya juga masih ecek-ecek (sampai sekarang pun masih). Menulis pengalaman pribadi, pikiran-pikiran random, dan lainnya. Tapi, apa yang orang katakan tentang practice makes perfect ada benarnya. Bagaimana bisa kita mencapai  kemampuan yang lebih baik kalau kita tidak terus mencoba memperbaiki kekurangan dan kegagalan yang kita alami sendiri? Walaupun kata sempurna seperti mustahil dicapai, tapi melalui blog ini saya sudah melewati proses panjang (dan tentunya ke depan akan masih lebih panjang lagi) untuk bisa terus dan terus berlatih dan memperbaiki tulisan saya. We’re the true editor for ourselves, right? Beruntungnya, saya adalah orang yang selalu jatuh cinta dengan yang namanya proses.
Semakin ke sini, saya sadar blog ini tidak ingin saya fungsikan lagi sebagai tempat menanam curhatan di sana-sini. Saya harus bisa menulis hal-hal yang apik dan menghibur untuk dibaca. Saya harus memindah visualisasi imajinasi saya ke tulisan agar orang lain bisa ‘melihat’ apa yang ada di isi otak saya. Saya harus menciptakan cerita-cerita baru yang tidak lagi sama, tidak bisa ditemui di mana-mana. Saya tidak ingin lagi terlalu mengeksiskan diri pribadi ke dalam blog, melainkan mengeksiskan karya-karya baru dan segar, tapi juga punya kualitas. Itu yang saya mau. Konsekuensinya, akan membutuhkan lebih banyak usaha untuk menelurkan ide-ide seperti itu. Tentunya, tak bisa lagi menulis seperti itu setiap hari. Untuk memunculkan ide yang cukup layak dibagi, saya percaya butuh waktu yang lama.
Di Hari Blogger Nasional ini, saya berharap bisa terus menghidupkan blog ini seperti ibu yang ingin terus mengasuh anaknya. Ada yang pernah bilang rejeki saya mungkin lahir dari blog ini. Kebenarannya sudah saya buktikan beberapa kali. Jadi, mana tega saya mogok menulis? Saya percaya, beberapa penulis besar juga hidupnya diawali melalui langkah-langkah kecil yang konsisten. Berlatih menulis, salah satunya.
Terakhir, terima kasih untuk Para Pembaca. Walaupun tak banyak, kalian-kalian sudah beri saya masukan, kritik, saran, pujian, yang terus membangun saya. Terima kasih sudah bantu share blog saya, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca dan mengikuti tulisan saya. Selamat Hari Blogger Nasional!

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com