Senin, 12 September 2016

Genang

Adalah banjir yang memporakporandakan seisi rumah kami. Di sekujur lantai yang pucat pasi, tergenang satu-dua kenangan. Pigura foto keluarga yang tenggelam bebas di permukaan paling dasar, pun sepertiga sofa tempat kami menghabiskan waktu dengan hangat percakapan-percakapan ringan, kini menjadi basah dan dingin.
Guyur hujan semalam dan banjir selutut yang menggenangi rumah kami melengkapi memori yang tenggelam akan satu-dua orang rumah yang perginya begitu jauh, tak ubahnya daun kering—gugur satu per satu tertiup angin dan berkelana meninggalkan pohonnya.
Kupungut gambar kami berenam bersama kebahagiaan yang tercetak manis di pigura kayu yang tenggelam. Tak ada yang bisa menyelamatkan basahnya. Tak juga aku.
Di sekujur lantai yang pucat pasi, tergenang satu-dua kenangan pada sepasang mata yang menatap nanar pada keadaan.
“Kapan Ibu bisa melihat kalian pulang?”

1 komentar:

Arai Lekir mengatakan...

Semoga anak-anaknya akan pulang

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com