Oleh
: Putri Puspita Sari
111011167
/ PMDO kelas A
Fak.
Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Sebagai
seorang CEO di PT. PLN, Dahlan Iskan memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam hal knowledge management di
dalamnya. Knowldege management
sendiri dianggap penting sebagai bahan proses pembelajaran bagi seluruh
karyawan yang aktif dalam PT. PLN. Segala pengetahuan dan informasi tidak
semata-mata beliau dapatkan murni dari tacit
knowledge-nya sendiri, melainkan dari berbagai sumber. Sumber-sumber
tersebut antara lain adalah dari surat-surat yang berisikan kritik serta saran
terhadap PLN dari masyarakat, diskusi dengan para anggota perusahaan, dan
lain-lain.
Salah
satu kegiatan yang menjadi kunci utama pendukung pengembangan knowldege management yang dilakukan oleh
Dahlan Iskan adalah observasi lapangan. Dari berbagai artikel selama enam bulan
masa jabatannya sebagai CEO PT. PLN, siapapun pasti kagum dengan kelihaiannya
mengamati langsung ke lokasi-lokasi yang dikeluhkan masyarakat mengenai pasokan
listriknya. Beliau menamakan hal tersebut sebagai proses belajar, di mana
beliau tak hanya mengamati, tetapi juga menelusuri dari satu aliran listrik ke
aliran listrik lain untuk mengetahui penyebab utama masalah yang terjadi. Di
situlah pengetahuan baru didapatkan oleh Dahlan Iskan. Dengan gesit Dahlan
Iskan kemudian membagikan hasil temuannya di lapangan kepada para karyawan,
kemudian menggaet beberapa profesional di bidang tersebut untuk langsung
membenarkan kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Knowledge strategy yang
yang dominan digunakan Dahlan Iskan selama menjadi CEO di PT. PLN menurut saya
adalah personalization strategy.
Kepribadian yang rendah hati menjadikan Dahlan Iskan meletakkan kepercayaan
yang besar terhadap seluruh karyawan PT. PLN untuk mengetahui apa-apa saja yang
perlu dilakukan untuk menciptakan perubahan. Salah satu terobosan khas yang
diciptakan oleh Dahlan Iskan adalah adanya “CEO Note” yang ditulisnya sebulan
sekali. “CEO Note” yang ditujukan untuk para karyawan tersebut merupakan salah
satu cara untuk menjembatani pemikiran-pemikiran Dahlan Iskan sebagai pemimpin,
terhadap keseluruhan karyawan. Hal ini terbilang efektif mengingat jumlah
karyawan PT. PLN yang tak sedikit sedangkan waktu untuk berkomunikasi dengan
mereka sangat terbatas, serta kesadaran Dahlan Iskan bahwa untuk mencapai satu
tujuan yang sama harus ada pemerataan informasi dan pengetahuan kepada
masing-masing anggota perusahaan. Selain kritik dan saran sebagai pertimbangan
evaluasi, tak lupa Dahlan Iskan membagikan motivasi dan euforia kesemangatan di
dalam tulisan-tulisannya tersebut.
“CEO
Note” tersebut berhubungan dengan knowledge
system yang digunakan oleh Dahlan Iskan. Penggunaan groupware yang menitikberatkan pada penyebaran informasi dan
pengetahuan melalui internet sangat menonjol. Seperti yang kita ketahui, bahwa
“CEO Note” diedarkan secara online
dengan tujuan penyebaran yang merata. Tak hanya itu, beliau pun memiliki blog
pribadi yang banyak mengungkap sisi profesionalitasnya ketika menjabat sebagai
CEO di PT. PLN. “CEO Note” serta blog pribadi tersebut dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat luas agar proses dan kinerja yang terjadi dalam badan PT.
PLN bersifat transparan. Namun, penggunaan groupware
tersebut tidak mengurangi kesediaan Dahlan Iskan untuk berkomunikasi secara face-to-face dengan para karyawannya,
bahkan beliau tak segan untuk terjun langsung ke lapangan menilik berbagai
penyebab keluhan masyarakat.
Segala
isu baik internal maupun eksternal menjadi pertimbangan Dahlan Iskan untuk
terus menerapkan dan mengembangkan knowledge
management dalam badan PLN.
Isu
pertama adalah mengenai kecepatan perubahan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan di
PT. PLN. Perubahan tersebut antara lain adalah restrukturisasi organisasi
internal PLN, gerakan sehari sejuta sambungan, bebas byar pet se-Indonesia
selama 6 bulan, dan lain-lain. Perubahan-perubahan yang dilakukan tak ubahnya
merupakan hasil dari pengetahuan yang didapatkannya mengenai struktur perusahaan
PLN dan juga kebutuhan-kebutuhan serta keluhan-keluhan masyarakat Indonesia
mengenai pasokan listrik.
Restrukturisasi
organisasi internal PLN tersebut juga terkait dengan isu selanjutnya dalam knowledge management, yaitu knowledge worker. Dahlan Iskan mengganti
posisi karyawan dengan menempatkan kembali sejumlah karyawan pada posisi yang
lebih sesuai dengan kemahirannya, juga peniadaan posisi wakil direktur menjadi
kepala divisi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kejadian di mana masih
terdapat karyawan yang kurang mampu di bidangnya.
Pengembangan
teknologi serta social capital dalam
PLN pun turut menjadi isu pendukung pemeliharaan knowledge management. Selain mengedepankan komunikasi melalui
teknologi, Dahlan Iskan pun menaruh kepercayaan kepada seluruh karyawan di PT.
PLN untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan sehingga pengetahuan baru
tidak hanya didapat oleh golongan orang tertentu, melainkan menyebar secara
merata.
Isu-isu
tersebut tak lepas dari isu terakhir, yakni hubungan antara knowledge management dengan strategi
bisnis yang dicapai. Segala hal telah dipersiapkan terkait dengan strategi
bisnis serta tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan. Salah satunya adalah dengan
mengelola keuangan perusahaan. Dahlan Iskan adalah salah satu orang yang turut
andil dalam penghematan pembelian barang/jasa. Beliau bersama karyawannya
menekan pengeluaran demi mencapai laba perusahaan dengan tetap mengutamakan
pembelian barang/jasa yang berkualitas. Selain itu, berbagai upaya juga
dilakukan untuk menaikkan kembali citra positif PLN yang sebelumnya merosot.
Dengan kembalinya PLN sebagai perusahaan listrik dengan prestasi yang
membanggakan, diharapkan PLN mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat untuk
memenuhi target-target selanjutnya, yakni mengalahkan perusahaan-perusahaan
kompetitor di beberapa negara asing.
Sumber :
2 komentar:
Luar biasa...!!!
Indonesia harus bangga dengan beliau :)
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)