Jumat, 25 Januari 2013

Berbeda

“Pelangi tak pernah selingkar sempurna. Ia hanya membusur, entah ujungnya berada di atap rumah siapa. Aku, pernah memimpikan ujung pelangi itu berada tepat di atas rumahku. Sebuah pelangi yang permanen, yang tak hanya muncul seusai hujan seperti cerita lama. Namun, justru pelangi yang menjatuhkan hujan warna-warni..”
“Bisa dimakan seperti permen?” tanyamu, memotong pembacaan cerita yang baru saja kutulis.
“Ya, bisa dimakan seperti permen!” jawabku antusias. Kutambahkan sebaris kalimat yang kaulontarkan barusan ke dalam bukuku.

***

“Ah, bosan. Ceritamu bagus, tapi aku bosan didongengi setiap hari. Makan, yuk!" sergahnya, ketika belum selesai kubacakan satu tulisan terbaruku tentang pohon-pohon yang sedang meranggas.
Selesai. Aku menutup bukuku. Dia mematikan kembali mimpi-mimpiku.
Tak terasa, ada air mata yang pelan-pelan ikut meranggas, meninggalkan si bola mata yang khusyuk berada pada tempatnya dan menyesali kedatangan orang baru yang tak lagi sama.
Dia yang bukan kamu. Tak akan sama.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com