Namamu
terbata-bata, kuucapkan dalam sebuah kalimat pendek yang menjadi begitu
panjang. Aku gugup, keringatku mulai meraba dahi, sebesar butiran nasi. Kalimatku
seolah tak kunjung terselesaikan.
Namamu
terbata-bata, tergagap kuucapkan di muka umum. Sementara semua mata
menyaksikanku yang sedang menyaksikanmu. Kau yang mengiraku sesosok pengganggu.
Kau yang berprasangka terhadap seorang asing sepertiku.
“B-B-Ba..
Bayu, kau percaya reinkarnasi?” tanyaku, jelma reinkarnasi kekasihmu.
Percayalah,
agar aku ada. Agar kita bersama.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)