Pada bibir cangkir hitam, telah
mampir bekas puluhan bibir yang menyesap lingkarnya. Ada bekas lipstick atau kuat aroma rokok yang
kadang tersisa. Atau bekas aroma mulut si A yang semalam suntuk berkecup dengan
si B yang paginya terhuyung-huyung memesan kopi di kedai ini.
Hidup ini, rumit. Sedangkan kau
hanya sesederhana cangkir hitam. Yang diam di tempat, kaku tanpa gerakan.
Stagnan. Minoritas di balik warna-warni yang melapis cangkir-cangkir lainnya.
Tapi kau diam-diam mengamati
orang-orang yang keluar-masuk ke kehidupanmu, atau hanya berucap salam lalu
pergi.
Tepat. Kau adalah cangkir hitam,
sebaik-baiknya pengamat yang tak pernah diamati oleh banyak orang.
Kecuali, aku.
3 komentar:
*berusaha sebisa mungkin untuk memahami tulisan ini* *kemudian gagal* :)))
Hitam. Hitam itu pait. Tanpa gula. *lalu hening*
@miwwa nggak perlu dipahami kok, santai :)
@adarmawans hitam itu pahit tanpa warna lain :|
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)