Minggu, 10 Maret 2013

Membunuh Diri


Jika Tuhan membebaskan hamba-Nya untuk menghalalkan sebuah dosa pilihan masing-masing, maka aku akan menghalalkan bunuh diri.
Ya. Bunuh diri. Bukan sesederhana mempertaruhkan harta di meja judi, pula bukan membunuh orang lain untuk kepentingan sendiri.
Tetapi, bunuh diri.
Ah, ya, dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Bunuhlah dirimu sendiri dengan cara mati senikmat-nikmatnya yang sanggup diterima ragamu. Bunuhlah dirimu sendiri dengan keadaan suci, tak menyisakan dosa dan perkara apapun terhadap orang lain. Bunuhlah dirimu sendiri setelah kau merasa telah cukup pada halaman tersebut kau layak menamatkan hidupmu dengan sebuah pencapaian terbesar.
Sebab hidup adalah serupa lembar-lembar perjalanan yang tertulis pada sebuah biografi. Kau tak akan rela menuliskan ratusan ribu kisah dalam hari-harimu jika kisah itu tak membawamu pada sebuah akhir yang mampu mengilhami orang-orang di sekitarmu.
Maka, bunuh diri adalah cara baru untuk tersenyum dalam abadi, dan menunjukkan bahwa kau telah rampung menyelesaikan satu episode kehidupanmu. Dan untuk itu, bunuh diri adalah pertanda tuntasnya tugasmu sebagai manusia yang sempurna.
Ya, begitu saja.
Maka jika para televisi masih mempertontonkan berita tentang ribuan penduduk dunia yang melakukan aksi bunuh diri pada suatu hari, maka sebanyak itulah orang-orang angkuh yang merasa dirinya telah cukup sempurna. Mereka tak juga mampu mencerna bahwa kesempurnaan sejati adalah milik Tuhan-nya.
Oh, ya, ini adalah dosa yang dihalalkan, sebagai jebakan bagi orang-orang konyol yang terburu puas oleh dunianya.
Cukup rumit, bukan? Semoga kau tak terkecoh di dalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com