Selasa, 10 Maret 2015

Hari 2: Alien



“Aku ketemu belalang betal, Ma!” Hanggara mendorong pintu dengan keras dan melempar sepatu putihnya yang telah berubah menjadi cokelat, basah penuh tanah. Pun tasnya, dilemparkan begitu saja. Cepat-cepat ia mengisi gelasnya dengan air putih lalu meneguknya cepat hingga gelas kembali kosong. “Betal tekali! Matanya tegini” lidahnya yang belum fasih berkata-kata rupanya tak menghalangi berapi-apinya Hanggara ketika menemukan hal menarik dari perjalanannya bermain di semak-semak yang agak jauh dari rumah bersama kawan-kawan di kompleknya. Kedua tangannya membentuk bulatan di depan mata. Untuk membuat kisahnya terasa lebih nyata, tak lupa bocah kecil itu ikut membelalakkan matanya.
“Oh ya? Besar sekali memangnya?” tanya Mama yang sedang sibuk dengan pancinya, sup sedang dimasak, aromanya sudah menggoda-goda.
“He’em. Siska nangis, Ma, tapi aku belani. Betal, Ma, tapi kulus, tegini” Hanggara mengacungkan kelingkingnya. “Walnanya hijau, buninya... bip-bip, bip-bip
“Oo.. bunyinya seperti robot?”
“Iya! Tapi antenanya bagus, Ma. Ada lampunya dua di tini” giliran dua telunjuk Hanggara mencuat dari kepala, membentuk dua antena.
“Ya sudah, cuci tangan sama kaki dulu sana, nanti habis ini kita makan sup ayam kesukaan Hanggara. Cepat, ya”
“Iya, Ma!” Hanggara berlari ke kamar mandi.
Ceritanya belum berakhir. Hingga ayahnya pulang dari kerja, makan malam bersama, bahkan setelah doa akan tidur diucapkan, cerita itu masih terus diulangnya. Kedua orang tua Hanggara menanggapi basa-basi, “Oh ya?”, “Wah”, dan sejenisnya agar tampak terkesima.
Belalang yang sebesar kelingking anak kecil, yang melompat dari rumput ke rumput, daun ke daun, bukan hal yang menakjubkan lagi untuk kedua orang tuanya. Meskipun, mereka pernah merasakan hal yang sama seperti Hanggara semasa kecil dulu. Takjub dan penasaran sebab tak pernah berhasil menangkapnya.
Begitu mereka kira.
Padahal, apa yang dilihat Hanggara bersama teman-temannya, jauh berbeda dengan apa yang orang tua mereka pikirkan.
Besoknya, para warga dihebohkan oleh berita melesatnya sebuah lempengan besi bercahaya yang diduga UFO, yang sempat melintasi wilayah komplek. Di depan televisi, Hanggara kencang berseru, “Belalangnya kemalin naik itu!”

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com