Aku mengambil langkah panjang yang tak ditahu orang. Berbisik pada Tuhan dan ibuku, tentang masa yang terlampau susah dan harus kuendapkan jauh pada hati yang kutinggal di rumah. Lalu memulai perjalanan.
Aku menangis, tertawa, jatuh cinta, bahagia, susah.
Aku berjalan lurus-lurus saja ketika orang mengeluhkesahkan jalan mereka yang berbatu. Tapi aku hanya berjalan, bukan seperti mereka yang cepat berlari dengan kaki-kaki roda mereka. Kadang aku stagnan meskipun tengah berada dalam permainan roller coaster yang melaju cepat tanpa ampun. Aku diam, dalam kuasa Tuhan yang tak aku mengerti untuk jalan yang mana sebenarnya aku diciptakan.
Lalu dalam sekian banyak perjalanan, pada akhirnya selalu ada yang menungguiku pulang. Selalu ada yang harus dijejak kembali.
Pintu kayu jati yang sederhana. Jendela kaca yang lusuh dilapis debu, juga lantai cokelat terang yang justru nyaris tanpa debu. Selimut yang hangat. Kamar yang berantakan. Asap masakan yang mengepul di dapur. Deru mesin cuci. Gelas-gelas susu cokelat, atau teh, atau kopi. Lima jam dinding yang tak pernah merujuk pada angka yang sama. Senyum ibuku.
Rumah.
Untuk kota Gresik, selamat ulang tahun. Kamu adalah rumahku.
4 komentar:
Ini ungkapan hati yang ditulis dengan manis. :)
terima kasih Ayu :)
geez, ternyata dibalik kamu yg kecil, banyak tulisan" berbobot yaa pus.. :P
hahaaa Tuhan Maha Adil :p
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)