source : tumblr |
Halo.
Pernah mendengarkan lagu Fix You yang pernah dipopulerkan oleh Coldplay? Dan
pernah baca buku Raditya Dika yang Manusia Setengah Salmon?
Kalau
pernah, mari kita jalan-jalan sebentar sambil mendengarkan cerita saya. Kalau
kamu pernah membaca Mnausia Setengah Salmon, pasti kamu tidak asing dengan
salah satu bagian yang menceritakan tentang proses pendewasaan yang ditemukan
Raditya Dika dari serentetan proses ketika berurusan dengan dokter gigi kan?
Oke,
kita fokus di bagian di mana Raditya Dika menceritakan bagaimana proses
pelaksanaan operasi geraham bungsu saja. Seperti saya, kamu yang membacanya
pasti membayangkan dengan begitu ngeri. Penarasian Raditya Dika tak salah.
Memang, saat proses operasi berjalan, akan ada banyak ‘perkakas’ yang digunakan
seperti pisau, alat jahit, suntikan, dan alat mirip bor. Rdaitya Dika
menjelaskan dengan begitu apik, menurut saya, tentang step by step pelaksanaan operasi. Di mana setelah bius bekerja,
gusi akan disayat sedemikian rupa dengan kedalaman hingga gigi memungkinkan
untuk dapat dipecah dan dicabut dengan usaha keras si dokter.
Saya,
waktu membaca bagian itu, ngeri minta ampun.
Kebetulan,
beberapa waktu lalu saya harus operasi geraham bungsu karena posisinya yang
miring dan mengganggu akar sebelahnya. Waktu saya pertama kali masuk ruang
pemeriksaan dan diukur tekanan darahnya sebelum operasi, saya nervous bukan main. Hanya dengan membaca
buku Raditya Dika, terekam semua proses operasi yang pastinya akan
berdarah-darah. Di sisi lain, saya ingat cerita sepupu saya ketika di
tengah-tengah operasi berlangsung tiba-tiba kehabisan bius. Juga, saya
ditakut-takuti kakak-kakak saya tentang bagaimana sakitnya setelah bius habis,
dan pendarahan terus terjadi. Ya Tuhan, tensi darah saya langsung tinggi.
Masuk
ruang operasi dan melihat dokter dan asistennya menyiapkan berbagai alat kecil
yang terlihat begitu tajam dan horor, saya kembali takut. Untungnya dokter yang
menangani saya cukup lihai membesarkan hati saya supaya tenang. Oke, saya berhasil
tenang. Kemudian, dokter menutup muka saya dengan kain yang hanya menyisakan
satu lubang yang ditempatkan pada mulut saya. “Sama-sama berdoa ya Mbak Putri,
semoga operasinya lancar”, begitu kata dokter. Gila, kalimat itu bikin saya
dag-dig-dug lagi.
Proses
berjalan lancar dan cukup lama, sekitar satu jam. Saya bisa merasakan semua
sentuhan alat di gusi dan gigi saya, walaupun rasanya tidak sakit karena
terbantu oleh bius. Saya yang mengintip dari balik kain juga menyaksikan
bagaimana sarung tangan si dokter berlumuran darah. Tapi, seiring berjalannya
waktu, saya tidak merasa takut lagi karena memang tidak ada rasa sakit
sedikitpun.
Setelah
operasi berakhir, saya terus membayangkan bagaimana kepanikan saya nanti
setelah biusnya habis, bagaimana kalau terus terjadi pendarahan, dan bagaimana-bagaimana
yang lain seperti yang tergambar di buku Raditya Dika.
And you know what?
Saya cukup kaget mendapati kenyataan bahwa setelah biusnya habis, tidak ada
rasa sakit sama sekali. Saya cukup kaget ketika ternyata keadaan pascaoperasi
geraham bungsu itu tidak seekstrim yang diceritakan dan dirasakan banyak orang.
Justru yang menyiksa setelahnya adalah bengkak pipi sebagai efek samping
operasi. Tapi itupun hanya sakit yang sewajarnya bila ada bengkak di anggota
tubuh.. benar-benar cuma begitu.
Hari
ini operasi geraham kedua saya, yang bagian kiri setelah sebelumnya yang
dioperasi adalah geraham bagian kanan. Dan syukurlah, rasanya sama saja.
Lalu
saya ingat cuplikan lirik lagu Coldplay : “but
if you never try, you’ll never know”.
Sering
kan kita takut melakukan sesuatu hanya karena “kata orang...”. Sebenarnya, kita
hanya terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang. Banyak orang menjatuhkan
dan meragukan kemampuan kita. Harusnya, kita hanya perlu punya stok percaya
diri yang banyak, karena kita hanya perlu yakin.
Sama
seperti operasi geraham gigi. Sesakit apapun kata orang, yah, itu kan kata orang. Selama kamu belum merasakan
bagaimana sebuah operasi geraham bungsu berlangsung, kamu tidak perlu terlalu
mempedulikan. Kapasitas orang itu berbeda satu sama lain. Ketidaksanggupan
orang lain belum tentu bisa dijadikan acuan standar ketidaksanggupan diri kamu.
Saya
sudah mencoba. Dan dengan bangga saya katakan, operasi geraham bungsu itu tidak
semenyakitkan itu. Bahkan kalau beruntung, kamu tidak akan merasa sakit sama
sekali. Bonusnya lagi, untuk operasi saya yang kedua, bahkan saya tidak
mengalami pendarahan sama sekali. Hebat kan. Lagipula, kalau toh akhirnya kamu akan merasakan sakit yang mahadahsyat setelah mencobanya, kamu tetap termasuk yang hebat karena tidak ada celah di telinga kamu yang membiarkan omongan orang masuk begitu saja di telingamu dan menyerap habis keberanianmu.
Jadi,
cobalah. Cobalah apa yang dikatakan orang lain kamu tidak akan bisa mendapatkan
apa yang kamu inginkan, tidak bisa melewati apa yang menjadi pilihan jalan
kamu.
Dan
saya tidak akan trauma untuk mencoba hal-hal baru. Siapa tahu, suatu hari nanti
dengan semua usaha yang saya punya, saya bisa mendapatkan sesuatu yang selama
ini dimustahilkan orang bahwa dengan kemampuan yang saya punya, saya hanya bisa
sebatas ini, sebatas menginginkan.
Karena
saya adalah pemeran utamanya, bukan mereka.