Kamis, 10 Januari 2013

Cangkir Hitam


Pada bibir cangkir hitam, telah mampir bekas puluhan bibir yang menyesap lingkarnya. Ada bekas lipstick atau kuat aroma rokok yang kadang tersisa. Atau bekas aroma mulut si A yang semalam suntuk berkecup dengan si B yang paginya terhuyung-huyung memesan kopi di kedai ini.
Hidup ini, rumit. Sedangkan kau hanya sesederhana cangkir hitam. Yang diam di tempat, kaku tanpa gerakan. Stagnan. Minoritas di balik warna-warni yang melapis cangkir-cangkir lainnya.
Tapi kau diam-diam mengamati orang-orang yang keluar-masuk ke kehidupanmu, atau hanya berucap salam lalu pergi.
Tepat. Kau adalah cangkir hitam, sebaik-baiknya pengamat yang tak pernah diamati oleh banyak orang.
Kecuali, aku.

3 komentar:

miwwa mengatakan...

*berusaha sebisa mungkin untuk memahami tulisan ini* *kemudian gagal* :)))

@adarmawans mengatakan...

Hitam. Hitam itu pait. Tanpa gula. *lalu hening*

Putripus mengatakan...

@miwwa nggak perlu dipahami kok, santai :)

@adarmawans hitam itu pahit tanpa warna lain :|

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com