Rabu, 20 Juni 2012

Pendosa


Ini adalah dunia baru. Tempat di mana aku dikata berdosa ketika menerjemahkan rindu dalam kosakata yang berlebihan. Maka aku adalah pendosa terlihai. Merindukan kepak-kepak elok kenangan dalam diam. Membiarkannya merambati jutaan sel darah, merasuki tiap nadi. Aku merajuk rinduku untuk lepas dari raga. Karena, siapa kau hingga perlu kuracaui rasa ini hingga menahun?
Aku tak pernah lagi mengaisi masa lalu. Tapi, mengais adalah serupa yang tak sama dengan menangis. Pekat rindu ini seperti serbuk teh yang kubiarkan mengendap terlalu banyak, terlalu banyak. Butuh lebih dari tiga sendok teh gula untuk mengacaukan pahitnya. Dan toples gulaku kosong tak bersisa.
Ketika bara adalah satu-satunya cara menghanguskan rindu hingga tak bersisa, maka, di dunia ini, telah kuseduh rinduku dengan bara neraka bersama hati dan jiwaku. Luluh lanta. Mengabu dan beterbangan menjadi debu. Tapi, masih saja aku mengharap debu-debu itu akan sampai pada rumahmu. Biar kau baca dalam sunyimu. Biar menghentak denyut jantung di dadamu. Biar kau sadari betapa aku rela mengorbitkan kepercayaanku pada sebuah karma.
Aku malu pada bahagia lain yang menungguku pulang. Sedangkan ketidakhadiranmu di pintuku membuatku enggan menapaki kembali definisi bahagia. Lagipula, dosaku telah mengubun, membuncah membawaku pergi ke langit yang entah lapisan keberapa.
Tuhan, telah Kau jatuhkan aku ribuan kali. Telah Kau ajarkan aku bagaimana cara menangis untuk menjadi kuat hingga bagaimana harus kususun sendiri retakan-retakanku. Sekali saja, peluk aku. Sekarang juga, sebelum kau nerakakan aku. Karena aku adalah pendosa yang menyimpan rindu berlebihan dibalik serpihan yang telah kususun rapi.

4 komentar:

Asop mengatakan...

Astaga kata2nya susah amaaaaat dimengerti >.<"

Ah tapi tetep dinikmatin aja. ;)

Unknown mengatakan...

mengais, menangis, beda tipis ya. :)) http://blogkoernaen.blogspot.com/2012/05/event-menulis-artikel-di-blog-berhadiah.html

kurt mengatakan...

wew,,, Pendosa yang merindu..
Ini ada hubungannya ama pendosa Sheila on 7 gak? #abaikan

Putripus mengatakan...

@Asop : nggak perlu dimengerti banget-banget kok :)

@Teguh : yapA :)

@Kurt : hahaa disambungin juga bisaa :)

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com