Kamis, 15 Agustus 2013

Sayuran


Oh, itu namanya sayuran.
Kaki Nana bergoyang-goyang, menggantung karena kursi kayunya ketinggian. Dagunya menempel di atas meja. Matanya yang bulat hitam seperti biji buah kelengkeng, berkonsentrasi penuh pada keranjang belanjaan ibu.
Ibu baru pulang dari pasar. Setiap hari, sepulang dari tempat orang berjual-beli itu, keranjang belanja ibu selalu kembali dengan penuh oleh isi-isian yang menarik.
“Yang warnanya hijau, seperti baju Nana, itu sayuran” kata Ibu, kemarin, waktu makan malam. Waktu bayam sudah menjadi hidangan yang tersantap habis oleh keluarga kecilnya.
Oh, bajuku warnanya hijau. Waktu itu Nana berpikir demikian.
Sambil melamun memandangi sayuran yang lagi-lagi memenuhi keranjang belanjaan ibu di dapur, Nana jadi ingat sesuatu. Sesuatu yang minggu lalu membuatnya tak bisa tidur semalaman. Takut bercampur merinding.
Sesuatu berwarna hijau, yang ditonton ayahnya di televisi minggu lalu. Baru kali itu Nana melihat yang seperti itu. Memporakporandakan kota, membuat takut orang banyak. Berjalan dengan langkah-langkah besarnya yang berdebam, seolah ia penguasa dunia. Nana jauh lebih menyukai Doraemon, yang meskipun kartun, tapi berkarakter baik hati dan lucu.
Monster itu, jangan-jangan kebanyakan makan sayur.
Apa jadinya jika ibu—yang vegetarian—harus terus menerus memakan sayur seperti itu? Nana bergidik, jangan-jangan kalau ibu marah, sekujur tubuhnya menjadi berwarna hijau dengan urat-urat yang memaksa hendak keluar. Nana akan takut bukan main.
Lamunannya buyar. Ibu sedang mengeluarkan satu per satu hijau-hijauan itu dari keranjang belanjaan, memilah-milah mana yang bagus dan mana yang lebih patut dimakan ulat, lalu mencucinya.
“Bu, jangan makan sayur terus”, kata Nana, tak sanggup menyelesaikan alasannya.
Ia turun dari kursi dan beranjang ke kamar.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com