Minggu, 03 April 2011

Pelarian


source : google



Saya suka berlari sejauh mungkin. Merasakan sendi-sendi di pergelangan kaki saya nyaris seperti mau patah. Atau hingga angkel-engkel antartulang rasanya mau lepas terpisah. Berlari itu menyenangkan walaupun saya tidak melakukannya untuk perlombaan.

Jarak tempuh lari terjauh saya, hmm, entahlah berapa meter. Apa mungkin ada mistar yang begitu panjang hingga dapat mengukur seberapa jauh saya berlari dari sebuah realitas kehidupan saya ? Tidak. Belum ada, tepatnya.

Lari dari kenyataan itu rasanya seperti duduk berjam-jam menikmati semua makanan kesukaanmu di sebuah food court. Kekenyangan sampai rasanya untuk sekedar mengucapkan satu kata saja sudah tak kuat, hampir muntah dan menangis saking kenyangnya. Kamu bisa merasakan kelelahan dan kelegaan di saat bersamaan. Tapi beberapa jam lagi, kamu akan merasa lapar lagi. Dan rasa lapar itu, anggap saja seperti semua masalah yang mengaduk-aduk perutmu. Seperti kenyataan, ditinggal sebentar, ternyata tetap mengekor di belakangmu.

Itu namanya pelarian. Kamu berlari meninggalkan apa yang tidak kamu suka. Menikmati hal-hal baru untuk menutupi masalahmu yang sudah terjahit rapi. Kamu tidak mengobatinya, hanya meninggalkannya. Sedangkan kamu sangat tahu bahwa meninggalkannya begitu saja tidak menjadi sebuah jaminan masalahmu itu akan sembuh.

Dan ketika saya memutuskan untuk berlari, tanpa saya sadari, di satu titik saya juga butuh berhenti. Karena pada titik saya berhenti itu, artinya saya sudah siap berbaik hati dengan masalah. Artinya saya ingin menghadapinya saja, daripada harus terus berlari dengan keringat dan air mata di mana-mana, dengan kesenangan yang hanya menjadi pelarian dari masalah yang teralalu lama ditinggalkan sendirian.

Semuanya, pada akhirnya harus berhenti dari sebuah pelarian. Menerima, menghadapi. Mungkin seperti istirahat. Lalu terserah saja, melanjutkan lagi, atau berhenti total tapi membuka jalur baru untuk berjalan bergandengan tangan dengan hidupmu dan semua masalah yang ada di dalamnya. Terserah…

2 komentar:

prdnk mengatakan...

aku suka lari :)

Putripus mengatakan...

aku juga suka lari (dari kenyataan) :p

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com