Kamis, 14 Juli 2011

Matahari Untuk Bumi


Dia Bumi. Berkaus cokelat tanah dengan semburan warna hijau-biru, berjalan sendirian di jalanan. Sepi, kesepian. Matanya merunduk ke bawah, mengamati jari-jari kakinya yang telanjang, menjejaki tiap bulir-bulir basah jalan abu-abu beraspal.
Bumi menyeret payungnya, sadar betul bahwa hujan sedang menimpa tubuhnya, namun enggan membentengi dirinya dengan perlindungan. Bumi ingin sakit, sakit yang wajar. Demam atau semacamnya saja. Sialnya, Bumi malah sakit di satu sisi hatinya.
Berkali-kali, Bulan yang suka warna kuning pucat itu meninggalkan Bumi. Berusaha menjauhi Bumi yang tak bisa berjalan beriringan bersamanya. Bulan selalu berada di atas, berada di nomor satu di mana dia menjadi pusat perhatian. Sedangkan Bumi, terlalu jauh di bawah dengan segala ketidakmampuannya menjangkau dan menyamai keunggulan Bulan, sekaligus dengan segala kemampuannya jatuh cinta kepada wanita seanggun Bulan.
Lalu patah, rusak begitu saja. Bumi terlempar, terasing di sudut jalan di mana dia hanya bisa menjumpai mendung dari pagi hingga malam. Terdampar.
Bumi hanya tidak tahu, ada Matahari yang menangis diam-diam. Matahari kelu menyaksikan pria seperti Bumi harus terluka. Matahari hanya ingin berada begitu dekat dengan Bumi, dengan jarak yang tidak bisa dijelaskan oleh satuan-satuan angka pada mistar, dengan jarak yang tidak bisa dijelaskan oleh para alphabet yang menyusun kata ‘kedekatan’. Ada yang ia inginkan lebih dari itu.
Maka Matahari hanya bisa menangis. Agar air matanya mampu mendinginkan perasaan Bumi yang berjalan sendirian di sana. Agar tetesannya ada menemani tiap langkah sejauh Bumi berjalan. Karena Matahari tahu bagaimana caranya mencintai dengan tulus, bukan lidah api yang ia wujudkan untuk Bumi.
Matahari hanya ingin Bumi tahu, bahwa ia tidak sendiri. Bahwa meskipun berada pada jarak ratusan juta cahaya, ada yang ditakdirkan Tuhan untuk menemaninya. Bahwa Bumi tidak hanya bisa mencintai, tapi juga dicintai, dikagumi. Walaupun diam-diam.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

keren >_<, great ......

Putripus mengatakan...

makasih niim, komen minusnya juga ya :)

Anonim mengatakan...

Waaaww bagus banget .. Saluutt

Putripus mengatakan...

terima kasiiiih :)

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com