Rabu, 05 September 2012

Rajutan

Kau telah merajut benang-benang kesendirian yang tak kasat mata. Kedua tanganmu terampil memainkan hakpen, mengikuti sepi yang kaurajut dengan pola yang begitu rumit.
Aku memandangmu dari kejauhan. Kau terbenteng dalam keterasingan dalam sebuah keramaian yang membabi buta. Puluhan orang berlalu-lalang dan kau masih diam dalam sudut siku posisi dudukmu dengan begitu tenang.
Kau tak setenang itu, aku tahu betul. Ada nanar menggantung di pelupuk yang kausembunyikan di balik kacamata. Juga merah jerat tali yang kau sembunyikan di balik kerah bajumu. Apalagi garis-garis sayatan di balik jam tangan imitasi yang kau kenakan. Belum termasuk luka pada batinmu yang kau poles dengan raga tegar yang kau miliki.
Jika dalam rajutan kesendirian sedang kau pertahankan kepelikanmu menangisi kepergian lelaki brengsek yang menghujanimu dengan seribu sumpah serapah dan pukulan layaknya kau lebih rendah dari binatang, tengoklah pria yang sedang menunggumu di sini, pada arah jam sebelas yang sedikit jauh dari tempat perasinganmu. Pria yang duduk di sini, menunggu karena kau tak ingin ditemani. Pria yang selalu mencuri pandang pada raut sedihmu yang duduk di bangku belakang mobil, lalu menyanyikan lagu-lagu sumbang dari bangku depan hanya untuk membuatmu tersenyum. Pria yang tak pernah lepas melindungimu dari ekor matanya. Pria yang tak pernah mengganggu ketika kau bilang kau sedang ingin sendiri. Juga pria yang sama dalam kehidupanmu yang tak berperan banyak selain sebagai supir ini.
Jika melihatmu sendiri adalah sebuah resah bagi pria ini, mari, Nona, sudah waktunya pulang. Mau kau duduk di depan, dan menganggapku teman? Biar kesendirianmu memudar. Dan kuantar kau pada jarak terdekat sebuah bahagia.


“When you cry, you try.
How I love to be near you.
You're complete such hard loneliness. How I miss you.
Will this emptiness bigger for a while?

Never in my life, I'm in love by you.
Even though I knew, you will tearing me apart.
Plus I'm in to you.
All the things I do, should I tell all my stories of who I really am?”

Titi Sjuman - When You Smile

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com