Kau
telah merajut benang-benang kesendirian yang tak kasat mata. Kedua tanganmu
terampil memainkan hakpen, mengikuti sepi yang kaurajut dengan pola yang begitu
rumit.
Aku
memandangmu dari kejauhan. Kau terbenteng dalam keterasingan dalam sebuah
keramaian yang membabi buta. Puluhan orang berlalu-lalang dan kau masih diam
dalam sudut siku posisi dudukmu dengan begitu tenang.
Kau
tak setenang itu, aku tahu betul. Ada nanar menggantung di pelupuk yang
kausembunyikan di balik kacamata. Juga merah jerat tali yang kau sembunyikan di
balik kerah bajumu. Apalagi garis-garis sayatan di balik jam tangan imitasi
yang kau kenakan. Belum termasuk luka pada batinmu yang kau poles dengan raga
tegar yang kau miliki.
Jika
dalam rajutan kesendirian sedang kau pertahankan kepelikanmu menangisi
kepergian lelaki brengsek yang menghujanimu dengan seribu sumpah serapah dan
pukulan layaknya kau lebih rendah dari binatang, tengoklah pria yang sedang
menunggumu di sini, pada arah jam sebelas yang sedikit jauh dari tempat
perasinganmu. Pria yang duduk di sini, menunggu karena kau tak ingin ditemani. Pria
yang selalu mencuri pandang pada raut sedihmu yang duduk di bangku belakang
mobil, lalu menyanyikan lagu-lagu sumbang dari bangku depan hanya untuk
membuatmu tersenyum. Pria yang tak pernah lepas melindungimu dari ekor matanya.
Pria yang tak pernah mengganggu ketika kau bilang kau sedang ingin sendiri.
Juga pria yang sama dalam kehidupanmu yang tak berperan banyak selain sebagai
supir ini.
Jika
melihatmu sendiri adalah sebuah resah bagi pria ini, mari, Nona, sudah waktunya
pulang. Mau kau duduk di depan, dan menganggapku teman? Biar kesendirianmu
memudar. Dan kuantar kau pada jarak terdekat sebuah bahagia.
“When
you cry, you try.
How I love to be near you.
You're complete such hard loneliness. How I miss you.
Will this emptiness bigger for a while?
Never in my life, I'm in love by you.
How I love to be near you.
You're complete such hard loneliness. How I miss you.
Will this emptiness bigger for a while?
Never in my life, I'm in love by you.
Even
though I knew, you will tearing me apart.
Plus I'm in to you.
All the things I do, should I tell all my stories of who I really am?”
Plus I'm in to you.
All the things I do, should I tell all my stories of who I really am?”
Titi
Sjuman - When You Smile
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)