Sabtu, 20 November 2010

Bukan Masalah Emansipasi Wanita

Kamu tahu ? sebenarnya segala sesuatu akan lebih mudah kalo kita berani ber-speak out. Tiap orang pasti punya uneg-uneg atau pemikiran yang original, bukan dating dari orang lain, tapi dating dari dirinya sendiri. Uneg-uneg itu kalo Cuma disimpan, ibaratnya kayak bungkus permen. Kalo kamu nggak menemukan tempat sampah, terpaksa kan bungkus permen itu akan kamu simpen terus di kantong celanamu atau di dalem tasmu. Satu-dua bungkus, it’s okay-lah. Tapi kalo makin lama makin banyak, pasti ngeganggu banget, kan ? Itu dia, kamu butuh ‘tempat sampah’ untub bisa ngeluarin perasaan kamu.

Misalnya, sahabat. Di mana-mana, kalo udah keluar dari lingkungan rumah, kamu pasti butuh orang lain buat pegangan. Orang lain itu nggak Cuma kenalan, atau Cuma temen biasa yang jelas. Harus ada ikatan batin yang pas sehingga kamu bisa bener-bener nyaman untuk tertawa, bercanda, bahkan nangis. Dia juga harus pas untuk bisa menyimpan semua rahasia kita. Dan nyari orang yang bener-bener pas itu yang agak susah di zaman sekarang. Tapi percaya deh, setertutup apapun kamu, kamu pasti punya minimal satu sahabat yang kamu percayakan untuk bisa bikin kamu jadi seseorang yang lebih terbuka.

Tapi, teori di atas buatku nggak berlaku untuk yang namanya cinta lawan jenis. Kalo udah pernah baca bukunya Raditya Dika yang Marmut Merah Jambu, di situ ada tulisan yang judulnya Jatuh Cinta Diam-Diam. Menurutku, yang paling banyak mengalami jatuh cinta seperti ini adalah kaum perempuan.

Yah nggak jauh-jauhlah contohnya : AKU.

Bertahun-tahun aku Cuma bisa jatuh cinta diam-diam. Aku bukan tipe orang yang baik dengan kelakuan ataupun perkataan, bisa sejujur itu tentang perasaan sukaku ke orang tersebut. Oke, balik ke teori awal bahwa segala sesuatu akan lebih mudah kalo kita speak out. Tapi nggak tau kenapa aku nggak pernah berani nerapin itu.

Emang sih, buat sebagian orang, perempuan sah-sah aja kalo ngungkapin perasaannya lebih dulu ke laki-laki. Alasannya : “kan emansipasi wanita”. Tapi menurutku, nggak sevulgar itu juga kali. Di mana-mana perempuan kodratnya adalah untuk dicari, bukan mencari; dikejar, bukan mengejar. Kita nggak mau kan dibilang agresif ?

Haha, kolot ya aku ? Mungkin gara-gara ini juga aku selalu jatuh cinta diam-diam, bertepuk sebelah tangan. Aku nggak pernah tau gimana perasaan orang yang aku suka. Nggak pernah. Dan rasanya capek, capek hati, capek pikiran. Kayak lari marathon berkilo-kilo, padahal kamu tipe orang yang lebih suka berdiam diri daripada lari.

Tapi seberapapun capeknya mendem perasaan dan nggak bisa nunjukin ke orang yang aku suka, aku tetep seneng jadi aku yang sekarang. Setidaknya, di saat banyak orang sudah berpikiran bahwa perempuan bisa lebih maju dan agresif dalam menunjukkan rasa cintanya ke lawan jenis, aku berani berbeda supaya aku bisa membuktikan : siapa laki-laki yang akan bersusah payah mengejarku ? tentunya, dialah yang terbaik :)

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com