Aku masih bisa melihat malam-malam seperti itu. Malam miskin. Gemerlap lampu kota menenggelamkan habis para pemukim jalanan yang tidur meringkuk kedinginan, kelaparan. Nasib naas itu menjadikan yang muda terlihat puluhan tahun lebih tua dengan muka lusuh dan baju compang-camping. Sandal pun tak punya.
Kenapa harus mereka yang ada di sana ?
Kenapa bukan orang-orang wakil rakyat yang berbuat tak layak yang justru harus merasa nikmat ?
Malam miskin.
Ada banyak generasi baru yang seharusnya menjadi penerus bangsa di sana. Mereka membutuhkan lebih dari sekedar kelayakan. Hh, kelayakan saja belum mereka dapat, hanya berhenti di mulut para petinggi.
Anggap saja itu bentuk keadilan Tuhan menciptakan umat-Nya. Ada yang kaya, ada yang miskin.
Itu saja.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)