Yang aku tahu, mataku minus, dan makin lama makin parah. Tapi entah kenapa aku sama sekali tak peduli dengan apa yang terjadi dengan mataku. Jujur, aku malah bersyukur.
Aku tidak pernah berharap memiliki kaca mata atau alat bantu melihat dalam bentuk apapun. Aku suka begini, berjalan dengan pandanganku yang kabur. Aku bisa merasakan nikmatanya melihat segala sesuatu di sekitarku menjadi buram. Pohon, rumah, tulisan, orang-orang, semuanya.
Kamu pikir aku gila ? Tidak.
Dengan penglihatanku yang tak normal ini, aku tidak perlu malu ketika aku harus ‘tampil’ di depan banyak orang. Aku tidak harus merasa takut atau minder dengan tatapan mereka. Ya, karena aku tidak bisa melihat jelas wajah-wajah sinis mereka.
Dengan mata minusku, aku tak perlu peduli dengan orang-orang yang aku benci. Aku anggap saja mereka angin lalu, toh mereka semua blur di mataku—dan segera akan blur juga dari hidupku.
Dengan mata minusku, aku tidak perlu susah-susah melihat sana-sini, mencari wajah-wajah tampan untuk menebar pesona. Aku tidak merasa rugi kalau aku tidak bisa bercuci mata dengan laki-laki manapun.
Jadi, dengan pandanganku yang cacat, aku bisa tetap setia denganmu, kan lelakiku ?
4 komentar:
Dengan mata minusku, aku bersyukur gak liat orang yang aku sayang lagi berduaan sama pacarnya atau gebetannya. haha
#abaikan
Hmm bener mbak, coba mata normal, ato coba minus berkacamata, semuanya kan keliatan jelas.. keliatan jelas juga sakitnya :)
sama ajh kyk saya non...btw dgn begini kita jd bisa terlihat cool yh di dpn orang2...^_^
btw catatanny bagus2...^_^
Haha nggak ada coolnya sama sekali sih kayaknya :b
makasiiiih :)
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)