Itu Dani, Dani yang dengan sejuta pesona diamnya mampu meluluhlantakan hati-hati perempuan di sekitarnya. Dani yang pendiam, introvert, dan cenderung berkembang di dunianya sendiri yang jarang bisa terjamah orang lain.
Itu Dani, dan ini Maya, satu dari sekian banyak perempuan yang terombang-ambing asmara terhadap pesona Dani.
Maya, harus lebih dulu menyapa Dani agar Dani bisa tersenyum padanya.
Maya, harus lebih dulu memulai obrolan agar Dani mau membuka bibirnya untuk berkata-kata.
Ini Maya, dan itu Dani.
Maya, yang jatuh hati dengan cara Dani tertawa—atau hanya sekedar tersenyum karena tawanya terlalu mahal—tiap kali Maya mencoba melucu.
Maya, yang hanya puas menikmati segala sesuatu dari sisi luar Dani yang terjangkau inderanya, karena sisi hatinya terlalu tertutup rapat.
Maya, yang mulai menyerah menjatuhkan cintanya untuk Dani yang tidak peka karena terlalu sibuk dengan kesendiriannya…
“mungkin caranya jatuh cinta tidak sedangkal caraku jatuh cinta”
Maya mundur perlahan, tahu kalau dirinya pasti kalah.
Itu Dani, yang mulai bersyukur atas tiap pertemuan yang diciptakan Tuhan untuknya dan Maya.
Dani, yang cintanya terlambat…
“mungkin dia hanya menganggapku kenalan, bukan aku yang dia cari”
2 komentar:
“...mungkin caranya jatuh cinta tidak sedangkal caraku jatuh cinta...”
“...mungkin dia hanya menganggapku kenalan, bukan aku yang dia cari...”
saya suka banget sm penggalan kata2 ini...^_^
Hoho makasih yaa :)
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)