Aku menghabiskan waktu sepanjang 17 tahun untuk menyayangimu, mencintaimu. Kamu ingat ? Aku selalu menyatakan rasa sayangku tiap kita menghabiskan waktu berdua. Ya, kadang-kadang aku kecewa jika kamu hanya tersenyum malu. Entah gengsi atau apa, kamu tak pernah membalas ucapan sayangku.
Yang aku suka darimu adalah ketika kamu selalu bersedia menemaniku ke mana saja. Kita seperti memiliki dunia sendiri. Aku dan kamu. Kamu tidak pernah jemu dengan apa yang aku lakukan. Haha, kadang aku merasa heran. Kenapa aku bisa menyayangi peempuan sepertimu yang lebih cenderung bertingkah seperti lelaki ? Kamu menemaniku membeli balok-balok kayu panjang di toko bangunan, kamu menemaniku pergi memancing—kegiatan memancing pertama dan terakhirku karena aku tidak suka memancing, kamu menemaniku pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kamu tahu. Kita menelusuri jalan bersama, seberapa banyak pun waktu yang kita gunakan untuk saling diam dan kehabisan bahan obrolan, aku tetap merasa makin dekat denganmu.
Dan kamu tahu ? Kamu tidak cantik, tapi kamu terlihat sangat manis. Kamu mirip istriku, makanya aku menyayangimu. Hmm, bagaimana bisa aku melakukan hal ini terhadap istriku. Dia yang pertama dan akan menjadi satu-satunya pendamping dalam hidupku, kamu tahu. Aku pikir dia adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatku jatuh hati dan begitu melimpahkan rasa sayangku untuknya. Tapi sejak kehadiranmu, kamu merubahnya. Ada ruang yang lebih untukmu.
17 tahun itu cukup lama. Aku sendiri sudah merasakan banyak hal ketika hidup lebih lama dari usiamu: penat, bahagia, semuanya. Mungkin itu juga alasan kenapa Tuhan memudahkan jalanku untuk pergi meninggalkanmu, meninggalkan bumi-Nya.
Putriku, jangan pernah berhenti memanggilku “Papa”. Aku tahu, seberapapun sulitnya kehidupanmu tanpa aku, kamu pasti bisa melewatinya. Ingat “Janji Jagoan” yang aku berikan padamu. Itu rahasia kita, dan itu kuncimu untuk selalu kuat, karena kamu Putriku.
Jaga istriku selalu, orang yang susah payah menggotongmu selama sembilan bulan.
“Papa sayang kamu”
Untuk Papa yang dalam sehat hingga sakitnya tidak pernah berhenti mengatakan “Awakmu iki bedo karo mbak-mbakmu, Papa iki pokoke sayang seru karo awakmu”…
I love you too, Dad. More than that you know :)
PS : I’m 19 now Dad :)
1 komentar:
terharu saat membacanya...^_^
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)