Aku bukan anak sekolahan yang memiliki sepatu, karena memang aku sudah lama putus sekolah. Kalau kau mau tahu, alas kaki termewah di rumah kami adalah sandal jepit. Sepasang saja, tidak lebih. Sadal ini hebat. Aku tidak pandai menghitung, tetapi aku yakin betul kalau usia sandal ini sudah mencapai separuh usiaku yang baru 11 tahun. Sandal ini melalang buana ke mana-mana, ke manapun kakiku dan kaki nenek melangkah. Ke pasar pagi-pagi bersama nenek membeli kacang kedelai, sepulang dari pasar si sandal sudah pindah kaki bersamaku memangkaskan rumput tetangga. Kalau aku lelah, aku pulang. Berganti lagi dengan nenek yang berkeliling kampung menjual tempe buatannya. Belum lagi kalau si Sandal harus ikut jalan-jalan ke hutan mencari kayu bakar untuk bekal memasak nenek yang masih mengandalkan tungku. Ah, ke mana-mana pokoknya. Hebatnya lagi, sandal ini seperti sengaja ditakdirkan untuk kami berdua. Pernah suatu hari, sandal ini hanyut di sungai waktu aku sedang mencari ikan-ikan kecil untuk lauk makan malam. Aku takut sekali, sandal ini enak bukan main. Lagipula rumah kami jauh sekali dari toko dan pasar. Aku tidak bisa mengejar karena arusnya deras sekali. Terpaksa aku pulang bertelanjang kaki. Esoknya, Daru, teman mainku, datang ke rumah membawa kresek hitam berisi sepasang sandal jepitku! Aku senang sekali. Nenek dan aku bisa beraktivitas lagi tanpa perlu meminjam alas kaki tetangga, atau justru membiarkan kaki-kaki kami hangus kering dibakar jalanan jika kami tidak beruntung mendapat pinjaman alas kaki. Ya, kami memang se-tidak-kaya itu. Tapi, orang kaya mana yang memiliki alas kaki lebih hebat dari sandal jepit kami? |
Selasa, 24 Juli 2012
#3 Sandal Terhebat
Label:
#30Hari90Cerita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Sakti, hebat dan tangguh gelar untuk sandal itu ))
#blogwalking siang
hahaa makasih :)
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)