Hari
ini, saya resmi menyandang usia yang sama dengan merk bioskop, 21.
Oh,
ini bukan postingan panjang-panjang, saya sudah ngantuk sekali. Tapi sebelum
pukul 24.00, sebelum pergantian hari, dan sebelum birthday girl berubah menjadi gadis biasa yang tidak punya hari
istimewa, saya harus segera menuntaskan segala keinginan dan review setahun ke belakang.
Saya
merasa belajar banyak, sih. Tentang pertemanan, tentang keterikatan, tentang
merasa bahagia, dan tentang-tentang yang lainnya. Tahun ini memang agak
istimewa, saya lebih bisa mengontrol emosi (menurut saya, sih), saya juga lebih
bisa mengontrol perasaan saya sendiri untuk tidak terlalu larut dalam masalah. Saya
sudah tahu caranya bahagia. Intinya, usia 20 saya menyenangkan!
Lalu
21, yang tahun depan akan beranjak ke 22, lalu 23. Waktu tidak pernah mau
diajak kompromi. Teman-teman mulai meributkan kesendirian saya, mulai mendoakan macam-macam, mulai ikut terlihat panik
dan memotivasi habis-habisan. Maklum, menurut tugas perkembangan dewasa awal,
usia ini sudah masuk pada tahap memikirkan hubungan yang serius, yang entah kapan datang waktu itu untuk saya. Seperti yang
mereka doakan, semoga segera bertemu
seseorang yang tepat di waktu yang tepat, atau yang biasa disingkat dengan jodoh, doa saya bertahun-tahun yang
entah kapan dikabulkan.
Selain
itu, saya lagi berusaha mengejar ketertinggalan saya di akademik. Harus. Harus
habis-habisan. Saya nggak rela IP saya turun pelan-pelan dari semester ke
semester.
Juga,
as my mom wishes for me, saya mau
lebih mandiri. Lebih lebih lebih lagi bisa bertanggung jawab untuk banyak hal
yang menyangkut hidup saya. Lebih bisa menempatkan diri pada hal-hal yang
penting dan tidak penting untuk dilakukan. And
that’s what I exactly want from now on. Sebab, kecuekan saya sudah kebacut bikin Mama kecewa.
Dan
terima kasih untuk ucapan, ciuman, dan nyanyian, dan pelukan-pelukan hari ini.
Terima kasih untuk Caca, ponakan 4 tahun sekaligus mood booster saya yang menyapa pagi-pagi dari jauh “Halo Teput, kamu ulang tahun ya? Selamat
ulang tahun, aku juga ulang tahun kemaren. Pulang ya, Put, besok beli kado
bareng-bareng, patungan”. Terima kasih Paramita dan Amelia untuk kadonya.
Terima kasih untuk Zaza, Fefe, Kamel, Cicin, Esteh, Tante, Cisma yang selalu
ada. Terima kasih untuk Mbak Nod, Mbak Debo, Mas Alto, Mas Rico yang menemani
gila malam-malam, closing yang
menyenangkan.
Terima
kasih Ya Allah, saya nggak bisa bayangkan kalau harus hidup tanpa Kamu.
Selamat
malam, selamat datang tahun baru!
3 komentar:
kemarin yah? tambah tuweheek!! kapan selametan? :)
Rasanya aku mulai terbiasa dipanggil Paramita rather than Par/Far/prdnk -,-
@Mas Adit : iyo, telah wah, selametane gak berlaku wesan :p
@Paramita : waahaha paramita memang lebih anggun, bersyukurlah :3
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)