Minggu, 28 Agustus 2011

September


source : click here

September itu sendiri. Menunggu di bawah pohon jambu. Bercelana pendek warna khaki. Menghitung bulir-bulir keringat dari dahi hingga leher yang dijatuhkannya satu per satu ke atas tanah, menjadikannya basah.
Sebenarnya, September sudah mau pulang. Ibu memanggil-manggil namanya dari tadi. Mungkin makanan sudah siap, terhidang hangat di balik tudung meja makan. Atau Ibu menyuruhnya mandi dan membersihkan diri karena senja sudah mulai merayap.
Tapi September masih betah duduk di bawah pohon jambu, hampir terlelap. Tubuhnya bau matahari, bau kering yang khas.
September itu, sendiri. Menunggu Desember yang tidak menunggunya. Desember terlalu jauh, duduk di suatu tempat di belahan lain dunia September. Sedang asyik merapatkan jemarinya, menadah hujan. Tanpa ada September di lintas pikirannya.
Ada yang mengisyaratkan September harus berhenti, namun ia enggan.
September tertidur, sampai larut malam. Sendirian.

4 komentar:

ROe Salampessy mengatakan...

sepertinya saya ngerti maksud cerita ini. :) hehe.

Putripus mengatakan...

hehee makasih :)

Bianglala Usang mengatakan...

Sebenarnya sederhana, cm membuat kita jadi memikirkannya, dan jadi frustasi. September benar2 ga bisa ketemu desember ya?

Putripus mengatakan...

jangan dipikir, nanti sakit otak.
sepertinya nggak bisa, terlalu jauh :)

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com