Tenang Saja

Tenang saja.

Kita akan berbagi sinar matahari yang sama siang-siang, menjadi hitam bersama.

Kita akan terjaga sampai malam bersama, membesarkan kantung mata dengan cangkir-cangkir kopi dan setumpuk pekerjaan.

Kita akan berbagi roti pagi hari, saat persediaan selai kacang hanya cukup untuk setangkup.

Kita akan berbagi tempat duduk di sepeda yang sama. Berbagi keseimbangan agar tak ada yang terjatuh.

Kita akan menikmati kumandang ajakan sholat Magrib bersama, setelah kau pulang kerja, dan kumasakkan makan malam untukmu.

Kita akan jalan kaki bersama, menempuh jalan yang berbeda tiap harinya. Beriringan, tak berjauhan.

Kita akan membuat kolam bersama dan mengisinya dengan ikan-ikan kecil, ikan apapun yang berwarna oranye, kesukaan kita.

Kita akan menumbuhkan sejuta daftar mimpi yang pernah kita tanam. Dan kelak memetiknya bersama.

Tenang saja.

Aku tidak ke mana-mana, sampai nanti.

“Sampai nanti. Sampai ketemu dua tahun lagi” aku berkata pada gagang telepon yang kental mengiramakan isak tangismu. Aku hanya akan pergi sebentar.

Kau baik-baik di sana.

Tenang saja.