source |
Psychofest
merupakan acara tahunan yang diadakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Unair.
Saya melihat acara ini lebih sebagai beban angkatan yang mau tak mau harus
dijalankan. Sekadar catatan, setiap angkatan di Fakultas Psikologi Unair
memiliki tiga agenda yang wajib dilaksanakan, yaitu perlombaan di bidang olahraga
untuk antarangkatan, Student Day-Psychocamp sebagai kegiatan pegaderan
mahasiswa baru, dan ditutup dengan acara Psychofest.
Psychofest
sendiri, lebih menjejak pada taraf Nasional. Terdiri dari beberapa event terpecah yang dilaksanakan akhir
tahun. Tahun ini, Psychofest menjadi tanggungan khususnya bagi angkatan 2009.
Terdiri dari event Seminar Nasional, Festival
Film Psikologi, Lomba Debat Nasional, dan ditutup dengan Bazaar-Musik,
Psychofest selalu menciptakan suasana akhir tahun yang meriah untuk warga
Psikologi Unair.
Saya
sendiri awalnya hanya berusaha mencari kesibukan. Maklum, saya tak berminat
untuk bergabung dengan organisasi kampus. Saya lebih senang mendaftarkan diri
pada kepanitiaan event yang sifatnya
hanya sementara sehingga tidak terlalu lama mengikat keseharian saya.
Awalnya,
saya mendaftarkan diri menjadi bagian kepanitiaan event Festival Film Psikologi yang notabene merupakan event perdana yang diadakan tahun ini dalam
sejarah Psychofest. Ternyata failed. Saya
justru diterima menjadi anggota Publikasi, yang sama sekali tak masuk dalam
daftar keinginan saya. Tapi, ya sudahlah. Pengalaman baru.
Anak-anak
Pubdok tergolong rusak. Rame dan
konyol. Selalu ada yang dijadikan bahan bercanda. Sudah seperti keluarga, kalau
saya bilang. Seperti adik ketemu kakak di rumah. Itu yang membuat saya
lama-lama betah walaupun awalnya sangat canggung dan cenderung tidak ada bahan
obrolan. Lama-lama, semua terlihat aslinya, all
out. Gila.
Lalu
menjalani hari-hari dalam empat event Psychofest
merupakan pengalaman yang seru. Event
pertama merupakan Seminar Nasional “Berimajinasi Indonesia” bersama Sudjiwo
Tedjo. Menurut saya, event tersebut
sukses sebagai pembuka rangkaian acara Psychofest. Banyak sambutan dan komentar
positif datang dari para peserta seminar yang non-warga Psikologi Unair. Sebuah
dobrakan. Pemilihan bintang tamu yang tepat dan dihadiri oleh para peserta yang
begitu antusias menyambut ilmu-ilmu baru dalam seminar, merupakan gabungan yang
apik sebagai penyokong suksesnya acara pertama kami.
Selanjutnya,
Festival Film Psikologi. Festival ini merupakan pintu kompetisi bagi para
sineas muda di Indonesia untuk mengajukan karya mereka. Karya yang dilombakan
terdiri dari dua kategori, film documenter dan film fiksi, dengan tema bebas.
Puncak acara ini adalah screening film
finalis yang diadakan di Studio 5 XXI Surabaya Town Square (Sutos). Bersanding
dengan pemutaran film Parts of The Heart karya Paul Agusta yang telah
dilombakan dalam berbagai ajang film Internasional, animo masyarakat begitu
membangkitkan semangat para panitia untuk menyajikan yang terbaik. Tak hanya
itu, screening film finalis keliling
3 kampung di daerah Surabaya pun tak kunjung sepi peminat. Sekali lagi, event Psychofest mampu ‘menendang’ dan
membangkitkan ketidaktahuan banyak orang tentang acara tahunan ini sebelumnya.
Ketiga,
Kompetisi Debat Nasional yang menjadi agenda tahunan Psychofest. Ini juga
pengalaman baru bagi saya. Baru kali ini saya menengok langsung bagaimana
sengitnya sebuah perlombaan tegas. Paa peserta begitu tegas ketika berada pada
pihak pro maupun kontra sebuah mosi. Seru sekali, sekaligus minder menyaksikan
bagaimana mereka mampu memancarkan intelektualitas mereka melalui kemampuan
verbal. Maklum, selama ini saya hanya doyan nulis, kurang doyan berbicara. Maka
mereka berhasil membuat saya berdecak kagum.
Terakhir,
Bazaar-Musik. Merupakan acara puncak sekaligus penutup Psychofest 2012. Bertema
under the waterworld, saya bisa
melihat dan merasakan bagaimana riweuh-nya
para panitia mempersiapkan segala sesuatunya untuk dapat memberikan hasil yang
terbaik bagi para penikmat acara. Pada hari H, acara berlangsung lancar. Namun,
hujan deras mengguyur Surabaya, sesuatu yang jauh dari kemampua kami untuk
mengendalikan. Beberapa stand
terpaksa mengemas barangnya kembali sebelum acara usai. Ada rasa sedih di sana,
takut mengalami kegagalan di acara penutup yang seharusnya berlangsung meriah.
Tapi ternyata, dugaan saya salah. Banyak yang menunggu hingga hujan reda, lalu
kembali lagi ke area depan panggung, menikmati acara selanjutnya dengan cuaca
seadanya.
Entah
apa yang bisa saya katakan, saya bahagia menjadi bagian dari acara Psychofest
2012. Banyak pengalaman baru dan orang-orang baru yang lagi-lagi singgah di
hidup saya. Bersyukurnya tanpa henti. Saya sempat merutuk sedih karena
Psychofest 2012 harus berakhir. Sedih karena harus kehilangan atmosfer rempong mempersiapkan acara, rapat, dan
lain-lain.
Tapi,
ya sudahlah. Harapannya, semoga Psychofest 2013 yang dipegang angkatan saya,
2010, bisa menghasilkan hal-hal yang lebih baik lagi dan semakin mengangkat
Fakultas Psikologi Unair yang mungil agar lebih dikenal masyarakat luas.
Oh,
terakhir, kami sudah melakukan apa yang tercantum dalam tagline dan motto kami: save
the best for the fest!
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)