Sabtu, 25 Februari 2012

Bukan Hanya

Yang tidak banyak diketahui orang adalah bahwa kadang seorang yang introvert berada pada satu titik di mana dia sangat bosan sekali menjadi pendengar. Dia bosan, menghabiskan waktunya menjadi penikmat segala ocehan sang ekstrovert yang berpikir bahwa “si introvert memang lebih suka diam”. Padahal, ia memang jarang memberi si introvert kesempatan untuk ikut andil dalam pembicaraan.
Memberii kesempatan orang lain untuk berbicara itu penting. Seseorang yang tertutup, bukan berarti memang tidak suka berbicara. Kadang, dia justru ingin sekali membicarakan banyak hal, lebih banyak dari yang orang lain bisa bayangkan. Hanya saja, dia tidak tahu dari mana harus memulai.
Dan cara terbaik untuk membuat seseorang yang tertutup menjadi begitu terbuka adalah dengan memberiinya pertanyaan. “Bagaimana harimu hari ini ?”, “Kamu baik-baik saja ?”, “Bagaimana perasaanmu setelah kejadian itu ?”, banyak sekali.
Tapi, mungkin lebih banyak orang yang mengabaikannya.
Karena itulah, kadang, mungkin orang yang tertutup lebih senang menenggelamkan dirinya dalam masalah yang dibuatnya menjadi begitu besar, hanya karena dia ingin ditanya, “Sebenarnya kamu kenapa ?”. Keinginannya untuk mendengar sebaris kalimat itu sangat besar, karena nyaris tak pernah ada orang yang menanyakan hal itu. Karena banyak orang beranggapan, ketika seseorang tidak menceritakan sesuatu yang membuatnya cemas, atau sebuah masalah, itu menjadi parameter bahwa dia memang tidak sedang bermasalah.
Mungkin.
Si ektrovert hanya tidak tahu, bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi narrator dalam sebuah pembicaraan. Bahwa setiap orang, meskipun tidak memiliki pengalaman semenarik dirinya untuk dibagikan ke orang lain, dia tetap ingin diberi kesempatan untuk didengar.
Bagaimana kamu bisa mengetahui banyak hal tentang hidupnya jika kamu tidak pernah menanyakannya ? Bahkan kamu mengaku dekat dan menjadi sahabat baginya hanya karena dia pendengar yang baik.  Sahabat, tidak sedangkal itu. Karena ini, bukan hanya tentang kamu dan duniamu, dan dia sebagai pendengarmu.
Kalaupun pada akhirnya kamu bukanlah tipe orang yang dipercayai si introvert untuk berbagi kisah, sehingga dia tetap menyembunyikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya untuk dirinya sendiri, setidaknya kamu sudah melakukan satu hal dengan benar : bertanya.
Di situlah kamu telah memberi orang lain kesempatan untuk dihargai keberadaannya.
Ini, bukan hanya tentang kamu.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

good one

Putripus mengatakan...

trima kasih :)

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com