Untuk kamu, yang tengah berada di atas segalanya.
Tidak perlu ya saya menanyakan kabarmu. Sudah lama sebenarnya saya jengah dengan banyak lakumu. Inginnya, saya dekat dengan kamu seperti tidak ada satupun hal yang mengganggu. Tapi malas. Setiap kelakuanmu membuat saya selalu ingin memberi jeda antara kita. Hidupmu, urus saja sendiri. Saya tidak mau ikut campur.
Tapi ternyata tidak semudah itu. Ya, saya benar-benar lepas tangan. Tapi Tuhan selalu mengadakan sesi waktu di mana keburukanmu selalu terpantau lagi dan lagi oleh saya sampai saya bosan sendiri.
Kamu itu, tidak capek dengan hartamu ? Tidak capek dengan gaya selangitmu ? Tidak capek dengan sombongmu ? Tidak capek dengan pembalasan dendammu dengan masa lalu ? Tidak capek memamerkan ini-itu di depan banyak orang ? Tidak capek membuat dirimu disanjung banyak orang karena apa yang kamu punya ? Aduh, saya lupa. Kamu pasti niat sekali melakukan itu semua. Tidak akan berhenti sampai kapanpun. Seperti saya sudah hafal, itu semua sudah mendarahdaging sekali denganmu.
Lalu di situlah, saya jengah untuk main kucing-kucingan seperti ini, membicarakanmu di belakang. Tapi kemudian melihat watakmu yang terus berulang seperti itu sampai saya bisa menebak-nebak kesombongan seperti apa lagi yang akan kamu pamerkan.
Ah, kacau sekali. Ini bukan tulisan yang baik. Keberanian untuk mengingatkan atau bahkan memakimu langsung selalu tertahan karena saya ingat siapa kamu, dan apa peranmu di hidup saya. Jadilah, lagi-lagi blog ini hanya untuk tempat sampah.
Jengah.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)