Rabu, 09 Februari 2011

Hai, Masa Tua !


source : Google



Kalau ditanya hal yang paling menakutkan untuk saya, mungkin tikus, ular, singa, bahkan naga sekalipun masih jauh sekali levelnya dari masa tua. Iya, saya takut dengan masa tua. Masa tua bukan masa di mana saya harus takut untuk nggak bisa terlihat cantik lagi karena memang saya pun nggak cantik.

Lebih dari itu, awal ketakutan saya dari masa tua adalah ketika saya nggak bisa melakukan segala sesuatu dengan baik. Mungkin saya lumpuh, atau yang nggak terlalu pesimistik, mungkin saya mengalami penyakit-penyakit khas orang lanjut usia. Jelas itu mengganggu. Mengganggu semua kegiatan saya, bahkan saya sangat takut kalau saya hanya akan merepotkan orang lain.

Lalu ketakutan saya menyebar dan makin meluas waktu berpikir tentang bagaimana kehidupan saya nanti di masa tua ?

Apa saya masih bisa bekerja untuk kebutuhan saya sendiri atau saya harus diam nggak berguna di gubuk kecil ?

Apa saya harus bekerja sangat keras sekali demi sesuap nasi atau hidup tenang dalam naungan keluarga ?

Apa saya melewatkan masa tua saya sendirian di panti jompo atau masih ada suami dan anak-cucu yang masih sangat peduli dengan saya ?

Apa saya menjadi tua renta yang memiliki keterbatasan pikiran atau saya menjadi nenek-nenek yang menyenangkan bagi cucu-cucunya ?

Masih banyak. Hhm, mungkin ketakutan saya ini benar-benar efek samping dari terlalu banyak melihat berita di TV yang menayangkan kehidupan orang tua dusun yang harus susah payah banting tulang di usia senja untuk pendapatan yang nggak setimpal dengan usaha mereka demi sesuap nasi. Ya, mungkin karena itu. Lalu pemberitaan tentang naasnya nenek-nenek yang dikucilkan keluarganya karena dianggap sudah tidak berguna.

Dan saya takut. Apakah nasib saya nanti hanya seperti itu ? Hanya seperti penggorengan yang sudah sangat hitam terbakar api karena sudah digunakan puluhan tahun, lalu dibiarkan berada di tumpukan perabotan dapur paling bawah. Berdebu, tidak pernah dipakai lagi, dan dilupakan..

Yah, semoga saja nggak. Karena saya punya mimpi dan doa agar kelak saya punya satu suami saja untuk menemani sampai mati, lalu anak-cucu yang banyak, menyenangkan kan ? Lalu punya rumah yang besar—tak perlu mewah—untuk membiarkan mereka tinggal, mengisi masa tua saya. Amin.

2 komentar:

wartabangsa mengatakan...

hahahahaha biasa wae

Putripus mengatakan...

eh ada biber !

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com