“Oh these times are hard
Yeah they’re making us crazy
Don’t give up on me baby
Oh these times are hard
Yeah they’re making us crazy
Don’t give up on me baby”
Yeah they’re making us crazy
Don’t give up on me baby
Oh these times are hard
Yeah they’re making us crazy
Don’t give up on me baby”
-The Script, For The First Time-
Kata-kata itu begitu romantis didengarkan. Seperti seseorang yang memohon pada kekasihnya agar tidak menyerah begitu saja untuk mendapatkannya.
Mungkin kamu pernah, didekati seseorang. Pasti, kan ? Siapa saja pernah. Lalu sebenarnya kamu sudah benar-benar mulai jatuh cinta dengannya. Semua berjalan sempurna. Tapi kamu hanya perempuan, makhluk lemah yang berusaha tampak seperti berlian mahal yang tidak semudah itu bisa didapatkan hanya dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, kamu buat jalan untuknya mendapatkanmu menjadi sedikit lebih sulit.
Mungkin terdengar sombong. Mungkin juga sedikit munafik. Kamu balik mencintainya, tapi kamu tidak ingin dia berhasil mendapatkanmu begitu saja. Sesuatu yang kamu buat sedikit rumit itu mungkin kamu lakukan sebagai parameter apa dia benar-benar serius denganmu atau tidak. Sekali lagi, kamu tidak ingin jatuh di tangan yang salah. Mendapatkan seseorang yang tepat di saat yang tepat adalah keinginanmu, keinginan siapapun. Karena itulah, untuk mengetahui seseorang itu benar-benar tepat atau tidak, kamu harus membuatnya tampak rumit untuk membuktikan keseriusannya.
Lalu datang lagi masalah lain, ketakutan lain jika suatu saat dia mulai capek. Memilih berhenti karena merasa bosan dan mulai perhitungan untuk sekedar membuang waktu yang cukup lama lagi untuk mendapatkan gadis sepertimu, yang bahkan bisa dijumpai di banyak tempat. Ya, orang sepertimu ada puluhan lusin. Tapi perempuan yang menjual cintamu dengan begitu mahal sehingga sulit untuk dijangkau lagi hanya satu : kamu. Di sanalah, dia menyerah. Mencari ‘kamu’ yang lain yang bisa lebih mudah didapatkan.
Itulah ketakutanmu. Kamu mulai berdoa yang banyak setiap hari supaya dia tidak berhenti begitu saja. Mulai berdoa yang banyak setiap hari agar Tuhan meyakinkannya bahwa dia hanya tinggal berusaha sedikit lagi saja, karena sebenarnya, cintamu sudah berhasil dia dapatkan. Dia, hanya harus pasrah kepada waktu.
Saya juga seperti itu. Ini cuma masalah waktu, waktu untuk memastikan bahwa kamu—siapapun nantinya—memang sudah berhasil memasuki kehidupan dan hati saya. Memastikan bahwa kamu orang yang tepat karena saya terlalu takut kalau-kalau ternyata saya jatuh pada orang yang salah.
Jadi, saya mau memberikan kalimat itu pada siapa saja yang akan berusaha mendapatkan saya di waktunya nanti. Don’t give up on me.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)