Dan saat kamu merasakan ada angin yang menyejukkanmu, di sanalah aku berada. Memelukmu begitu erat, begitu tak terlihat. Memastikan keadaanmu baik-baik saja. Lalu bersama angin pula aku kemudian pergi, menapak tinggi tangga-tangga menuju Tuhan. Kembali ke pangkuan-Nya karena jam untuk membesukmu telah habis.
Rasakanlah, aku datang bersama angin yang hembusannya mengalun menyenangkan, bukan bersama air matamu yang menangisi kepergianku.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)