Minggu, 27 Februari 2011
Best Friend Forever ?
Jatuh Cinta
Jadi, kalau orang jatuh cinta itu berbunga-bunga ya. Segala sesuatu mendadak rasanya bersahabat. Terus semua hal di sekitar kita rasanya jadi supermenyenangkan, semenyebalkan apapun itu. Aaah enak ya. Kalau gitu, saya mau ah jatuh cinta tiap hari. Pada apapun, pada siapapun :)
Pada Tuhan, balon, rumput, sahabat, langit, udara, kipas angin, modem, keluarga, kaset, jalanan, kamar, masakan mama, dan… kamu. Ya, kamu. Kamu yang katanya kiriman Tuhan. Entah diposkan lewat penitipan kilat mana. Yang suatu hari nanti sepaket kamu dan kehidupanmu akan ada di salah satu daftar hal yang saya jatuh cintai.
Kamis, 24 Februari 2011
Lele Salah Gaul
Situasi : makan malem pake lele goreng.
“Ma, lelenya ada yang ada telurnya nggak ?”
“Ada, itu yang kecil. Ambil aja”
“Oo iya, ah tapi nggak jadi deh, kecil banget”
“Iya, itu korban pemerkosaan lho”
“Ha ?”
“Iya, kan ? Nggak mungkin dong masih kecil udah hamil gitu lelenya. Pas Mama masak tadi juga mikir ‘Ya Allah kasian ini gimana bisa masih kecil gini dia hamil, pasti diperkosa’. Yang merkosa kalo nggak bapaknya ya siapanya gitu. Ckck, kasian ya”
“Ini namanya si Lele korban pergaulan bebas Ma”
Emosi itu...
Saya punya note kecil. Mmm, nggak terlalu kecil juga sih. Aslinya, itu drawing book, kertas-kertasnya ukuran A4 yang dijilid roll. Isinya macam-macam. Gambaran jelek, cerpen jelek, puisi jelek, curhatan jelek, dan beberapa waktu lalu waktu mendekati ujian akhir semester, note itu lebih banyak isinya tentang resume mata kuliah di Psikologi.
Barusan, saya iseng nih buka-buka. Asyik juga sih baca-baca catetan lama. Lagian catetan materi mata kuliah nggak buruk-buruk juga kok, asyik malah kalau udah sampe ke mata kuliah Psikologi Umum.
Nah terus, tiba-tiba ada kertas jatuh. Kertas yang punya cerita. Haha nggak penting sih, tapi ini menyangkut nyawa seseorang. Nggak ding, agak lebeh. Here it goes.
Jadi, itu adalah pagi butek. Nggak tau deh kenapa. Bukannya emang setiap kuliah pagi selalu bawa aroma butek ya ? Ya kan ?
Jam pertama matkul Psikologi Umum (PU) 2. Dosennya waktu itu Bu Sherly. Dosen yang gaul abis, modis, kerenlah style-nya bikin nggak bisa ngebedain beliau itu dosen apa mahasiswa karena emang Bu Sherly juga tergolong dosen muda.
Begitu Bu Sherly masuk, beliau langsung Tanya ke kita-kita, “Udah belajar tentang emosi ?”
Kita noleh sana-sini dong. “Lho Bu, kan belum dapet materinya”
“Lho, kan kalian bisa baca buku dulu. Karena sekarang saya adakan kuis. Keluarkan selembar kertas kosong”
Ajib kan, sekelas langsung terperanjat gitu. Kalo ada kuis pasti di pertemuan sebelumnya udah dikasih tau. Ini bercanda kan ? Iya kan ? Nggak.
Oke, kita udah ngeluarin kertas. Kata Bu Sherly, soalnya cuma tiga nomer. Tulis soalnya dan langsung dijawab di bawahnya. Soal satu persatu mulai didikte ke kita-kita. Otak mulai bingung. Nggak belajar sama sekali, dan hari ini harusnya pertemuan pertama masuk ke bab Emosi.
Jadi ternyata Kuisnya gini :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan emosi ! Emosi adalah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang di mana orang tersebut mengalami berbagai macam perasaan (marah, bahagia, sedih, dll)
Bisalah nalar, walaupun ngawur dikit..
2. Jelaskan emos kalian ketika mendengar hari ini ada kuis ! Yang saya rasakan adalah kaget dan panic karena jujur saya belum ada persiapan tentang materi yang dikuiskan, tapi tetap berusaha tenang dan konsentrasi.
Nah kan asyik banget pertanyaannya, sampe nomer tiganya…
3. Jelaskan emosi kalian ketika mendengar kalau kuis ini adalah bohongan !
Asik banget. Bu Sherly yang selama ini terlihat sangat cool dan keren dan kalem dan berwibawa bangetlah, bisa bikin kita sekelas ngerasa OH-MY-GOD-TERNYATA-KITA-DIKERJAIN. Jadi, judging a book by it’s cover is something yang nggak boleh banget. Dan kita kalah.
Tapi asli, aku jadi suka diajar Bu Sherly :*
Bahagia (Sendirian)
Bahagia itu sejenis dengan apa yang kamu rasakan ketika kamu bermain di lumpur saat lima tahun tanpa kata “jangan” dari ibumu. Atau bisa juga sama rasanya waktu kamu mendapatkan lollipop pertamamu setelah sekian lama ayah melarangmu mengunyah permen karena gigimu gigis menghitam.
Bahagia itu pangkatnya lebih tinggi daripada senang. Bahagia itu, lebih mewah dan berkilauan, lebih berharga seperti batang emas. Tapi—seperti emas itulah—susah didapatkan.
Saya pernah bahagia. Kamu juga. Dia juga. Mereka juga pernah.
Tapi saya lupa, kapan. Mmm, mungkin waktu saya menuruni jalan tanjakan dan menghentikan ayuhan sepeda saya. Membiarkan semua angin memeluk saya dan mengelus-elus bulu hidung saya. Lalu saya menyanyikan lagu-lagu yang saya suka dengan keras tanpa ada yang mempedulikan saya karena waktu itu masih sangat pagi dan masih sangat sepi.
Mungkin juga waktu pertama kali saya bisa bersepeda motor dengan lancar di jalanan. Balap cepat dengan kendaraan lain. Wooooooo menyenangkan !
Lalu lebih jauh, saya mengingat lagi kapan terakhir saya bahagia. Ah, lupa. Asli lupa. Apa separah itu hidup saya jauh dari bahagia sampai saya begitu sulit mengingat kapan terakhir saya bahagia.
Eh, tapi saya ingat. Kapan lagi terakhir kali saya bahagia.
Bahagia terakhir saya adalah ketika tadi saya menghabiskan waktu untuk meletakkan perhatian penuh pada film Little Manhattan dan How To Train Your Dragon. Senyum sendiri, tertawa sendiri, dan ber-oh-so-sweet sendiri. Cara bahagia yang sangat simpel.
Tapi jujur, setidaknya saya merasa jauh lebih baik ketika bisa tertawa pada film yang saya tonton daripada gulung-gulung galau memikirkan ini-itu ketika saya sedang doing nothing.
Jadi, itulah emas yang membuat saya bahagia beberapa hari di liburan semester ini : menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamar, di depan film-film yang saya pinjam, dan larut penuh ke dalam ceritanya.
Ya, sendirian.