source : DeviantArt
Permen-permen gulali bertebaran di langit Tita. Bajunya lusuh, angin lembut mengangkat roknya selutut. Tapi dia tak peduli. Terus menggelindingkan dirinya, ke sana kemari. Menabrak mimpi-mimpi dan tertawa terbahak-bahak. Wajahnya berkeringat, bau matahari. Tapi bau matahari itu lucu, hangat seperti tatapan matanya yang berbinar.
Tita, Tita, Tita, bermain di dunianya sendiri. Dunia tanpa luka. Dunia di mana dia bisa terjatuh tanpa merasa sakit. Dunia di mana dia bisa memberantakkan diri tanpa perlu mendengar protes Ibu di sana-sini.
Tita, Tita, Tita, sembilan belas tahunnya tak kunjung dewasa. Dia terus menari di bawah langit gulalinya. Terus membangun istana mimpinya. Terus bermain di dalam imajinya tanpa henti, tanpa henti.
Tita, Tita.
Dia hanya tidak tahu bagaimana caranya jatuh cinta dan menjadi dewasa, dan menjadi terluka.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)