Lalu harus bagaimana, ketika mata menyaksikan pedihmu, sakitmu. Aku bukan Tuhan seperti kamupun begitu. Aku bukan penyembuh. Bukan malaikat atau dewa yang memberimu tenang dalam sekejap pula. Aku hanya si bodoh yang menggalakkan diamku, diam melihatmu meratapi sakitmu.
Jangan sakit, Ma. Aku masih butuh kamu. Jangan biarkan aku ketakutan seperti ini, seperti ketika Papa ada di posisimu : menahan sakit sendirian. Aku terlalu takut, aku terlalu takut. Perasaanku tak pernah lebih baik sejak hari itu, hari di mana mimpi-mimpi buruk tentangmu merayapi tidurku. Aku sudah berdoa, tapi masih begitu takut. Tolong beri aku tatapanmu yang itu, yang mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Biar aku tenang.
Cepat sembuh. Sungguh, aku sayang Mama.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)