Aku adalah bulir-bulir hujan pada kaca jendela yang meminta teduh karena tak mau jatuh. Aku adalah satu, dari ribuan bulir hujan yang hinggap merayap di kaca jendelamu. Kau pikir aku hanya embun biasa yang menghalangi pandanganmu yang sedang mengamati si dia dari dalam ruangan. Dan aku, kau hapus.
Sudah kubilang, aku adalah bulir hujan. Bukan embun biasa. Harusnya jangan kau hapus aku. Tidak pahamkah kau bahwa aku sedang berusaha menghalangi pandanganmu dari situasi yang akan membuatmu sakit dan cemburu ? Bahwa si dia-mu, sedang dipeluk si dia-nya.
Tertunduklah kamu, menyesal menghapusku dari kaca jendelamu. Terlambat. Aku luruh, bersama bulir-bulir lainnya yang kau anggap remeh.
3 komentar:
kamu menulis cerita seperti ini tuh ngalir gitu aja? selintas aja? pengen bisa kaya gitu.... :) kasih saran dooong...
Haloo :)
hehe awalnya cuma tiba-tiba kepikiran kalimat "Aku adalah bulir-bulir hujan pada kaca jendela yang meminta teduh karena tak mau jatuh". Pas diketik di MS Word, bisa jatuh berkata-kata, idenya muncul tiba-tiba :)
*jempol*
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)