Aku sedang berusaha keras meniadakan kata “seharusnya”. Menurutku, kata itu layak mati dan dibuang jauh-jauh kamus pemahaman di otak kita. Kenapa ? Karena kamu hanya menggunakan kata “sheharusnya” ketika kamu mulai menyesali sesuatu. Karena kamu hanya menggunakan kata “seharusnya” saat kenyataan tidak sejalan dengan konsep dalam pikiranmu karena “seharusnya” menggambarkan ada sesuatu yang cacat dan kurang.
Paham ? Tidak perlu. Milikilah “seharusnya”-mu lama-lama, selamanya. Sedangkan aku, akan membuangnya saja. Menyesali sesuatu itu racun.
Sampai suatu hari, seseorang mengajariku untuk berkata “Seharusnya, aku bisa lebih baik dari ini”. Lantas dia mengajariku untuk memberangkatkan diri ke arah lebih baik dari pemikiran “seharusnya”.
Di mana “seharusnya” milikku ? Aku mengais-ngais di tempat aku melemparnya jauh-jauh. Semoga ketemu. Ternyata kata itu berguna.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)