Kamis, 12 Januari 2012

Seharusnya, "Seharusnya" Itu Ada

Aku sedang berusaha keras meniadakan kata “seharusnya”. Menurutku, kata itu layak mati dan dibuang jauh-jauh kamus pemahaman di otak kita. Kenapa ? Karena kamu hanya menggunakan kata “sheharusnya” ketika kamu mulai menyesali sesuatu. Karena kamu hanya menggunakan kata “seharusnya” saat kenyataan tidak sejalan dengan konsep dalam pikiranmu karena “seharusnya” menggambarkan ada sesuatu yang cacat dan kurang.
Paham ? Tidak perlu. Milikilah “seharusnya”-mu lama-lama, selamanya. Sedangkan aku, akan membuangnya saja. Menyesali sesuatu itu racun.
Sampai suatu hari, seseorang mengajariku untuk berkata “Seharusnya, aku bisa lebih baik dari ini”. Lantas dia mengajariku untuk memberangkatkan diri ke arah lebih baik dari pemikiran “seharusnya”.
Di mana “seharusnya” milikku ? Aku mengais-ngais di tempat aku melemparnya jauh-jauh. Semoga ketemu. Ternyata kata itu berguna.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com