Halo, Lelaki Cadel. Apa kabar ? Haha, it’s weird ya, kamu jadi orang kedua yang ingin sekali aku beri surat. Tapi serius, apa kabar ?
Ini aneh, tapi juga lucu. Belakangan ini aku kepikiran banyak tentang kamu. Err, tidak sebanyak uang yang dikorupsi para koruptor sih. Tapi sebanyak waktu-waktu sebelum dua tahun yang lalu. Sebanyak waktu-waktu yang masih bisa mempertemukan kita. Haha, lagi, ini aneh tapi lucu. Aku menulis sesuatu yang serius buat kamu.
Iya, kamu. Masih cadel parah ? Kapan sih lidahmu direparasi biar bisa lancar ngomong huruf-huruf yang mengandung huruf ‘R’ ? Haha, aku tidak lupa bahwa aku juga cadel dan kesulitan mengucap ‘R’. Tapi kamu itu dewanya cadel.
Aku ingat, terakhir kita bertemu adalah di suatu siang yang sangat panas. Aku sedang jalan kaki menuju gang depan untuk mencari angkutan umum ke Surabaya, dan di jalan kita bertemu. Masih ingat ? Bahkan aku nyaris lupa kalau rumah kita ada di satu gang besar yang sama. Lantas, kamu yang waktu itu naik motor, menawariku tumpangan.
Singkat, di jalan kamu basa-basi menanyakan kabar. Lalu kamu juga cerita bahwa kamu sudah bekerja di sebuah bengkel dan beberapa bulan lagi kamu akan ditempatkan di Kalimantan. Bukan untuk menetap, tapi semacam untuk training selama beberapa minggu.
It sounds great. Lalu aku ingat ke masa-masa ke belakang di mana kamu pernah bilang ke aku, “Suatu hari nanti aku pengen punya bengkel otomotif sendiri, Pus. Bengkel mobil punyaku sendiri, nggak perlu kerja buat orang lain”. Aku selalu penasaran dengan kemajuan mimpimu. Iya, selalu. Karena aku tahu kamu itu selalu punya niatan yang baik dan kamu imbangi dengan kerja kerasmu, sampai mengorbankan banyak hal dalam keterbatasanmu.
Serius, aku ikut senang.
Tuh, kan, jadi kangen. Kangen kamu bonceng dengan kecepatan 100 km/jam karena kita buru-buru minta tandatangan untuk proposal diesnatalis, sampai aku nangis di jalan saking takutnya. Kangen kita berdua digojlokin bocah-bocah. Kangen keliling waktu malam tahun baru dan ngendon begitu lama menunggu kembang api dengan ketidaksabaran karena jam kita berdua terlampau jauh beda waktunya. Kangen makan kerupuk di alun-alun kota. Kangen kejar-kejaran sambil toletan tepung, asyik sendiri, padahal yang harusnya diberi kejutan ulang tahun bukan salah satu dari kita. Kangen cerita-cerita kamu pas lagi mabuk. Kangen nonton kamu latihan jadi Spiderman.
Yah, semoga kita cepat bertemu lagi ya. Suatu hari nanti, aku akan duduk di sebelah kamu, mendengar cerita tentang bengkel yang berhasil kamu punya dengan jerih payahmu. Dan mungkin, bisa mendengarmu berbicara dengan lancar. Haha, suatu hari nanti, hari itu pasti datang. Amin.
Oiya, kamu itu yang rajin sholat. Biar cita-citamu dikabulkan sama Allah. Jangan mabukan terus. Jadi, tidak akan ada cerita konyol lagi seperti “Aku habis putusin pacarku, Pus, soalnya dia nyuruh aku rajin sholat. Ini kan hidupku, kenapa orang lain yang ngatur”.
Haha, banyak “Amin” untukmu. Semoga kita dipertemukan lagi dengan keadaan yang lebih baik.
Sekali lagi, Amin.
4 komentar:
siapa itu pus?
temenku, namanya Buncit :3
Eh ciyeeee *wink
aduh-aduuuh *nutupin muka pake serbet*
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)