Sabtu, 07 Januari 2012

Hari Yang Biasa

Suatu hari nanti, kita akan berbicara tentang suatu hari yang telah berlalu tertiup angin. Suatu hari yang tidak biasa untuk kita. Di mana kita pernah berbagi rumput dan sejumput tawa untuk kemudian dirangkai melingkar mengisi jari kita.
Kita pernah, berlari melambung tinggi. Terangkat oleh awan-awan yang bergumpal melayang-layang di udara. Kita akan mengenang hari itu sebagai hari milik kita. Hari yang tak biasa. Di mana mereka hanya pemeran figuran yang tampak begitu kaku berdiri di belakang latar kita. Kitalah pemeran utamanya. Kitalah yang menikmati gerakan demi gerakan di balik layar kaca.
Suatu hari tepatnya hari ini, kita akan tahu betapa waktu ternyata telah banyak merenggut kesenangan kita dan membawanya berlari dengan begitu cepat. Dan duduklah kita saat ini pada dua buah kursi yang saling berhadapan, berbatas dengan meja yang memisah kita berdua. Kita terasing. Kita yang dulu berbagi segalanya bersama, sekarang adalah dua yang berbeda.
Yang satu aku. Yang satu kamu.
Menatap kaku pada mata masing-masing. Hanya ada binar redup yang semakin kosong dan tak dikenal.  Seperti terhantam benda keras dan membuat kita lupa akan segala yang lalu-lalu.
Kulihat kerut mukamu makin tak mengenaliku. Kalau kita berumur tujuh puluh satu sekarang, maka kita adalah tua renta yang saling lupa satu sama lain. Kita adalah seonggok manusia menuju kematian. Kita adalah makhluk Tuhan yang makin tak berfungsi untuk mengingat memori yang lalu-lalang kemudian menghilang.
Satu hari nanti, yang kusebut dengan hari ini, kita akan berbicara tentang suatu hari yang terlalu biasa untuk kita. Karena kita telah lupa.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com