“Itu undangan pernikahan dari Erna. Apa sebaiknya kita datang ?”
“Ah, pasti. Dia kan mantanku. Nggak enak kalau sudah repot-repot mengirimkan undangan ke sini tapi kita angkuhi”
Istriku merapat, menggelayut di lengan kananku. Menyandarkan kepalanya ke bahuku. Tangannya masih memegang erat undangan bernuansa cokelat-putih dengan foto pre wedding menghiasi cover-nya, begitu apik.
“Iya, lelakinya juga mantanku”
#12 Mantan
#15harimenulisdiblog
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak :)