Rabu, 05 Oktober 2011

#6 Peri-Peri Kecil


Kalian adalah obatku. Yang bersembunyi di balik raga-raga mungil dengan tawa sekaligus tangis yang tak kunjung habis kurindukan. Kalian adalah makhluk serupa peri tanpa sayap yang masih begitu polos memandang dunia.
Kalian tampak sibuk dengan kolam pasir, ayunan, jungkat-jungkit. Dan aku sibuk memandangi kalian dari balik jendela dengan senyum yang belum mau kuhentinkan tiap kali kuamati kalian. Tawa renyah. Olokan yang khas. Seragam kedodoran. Bibir mungil yang cemberut. Rebutan mainan. Langkah-langkah kaki kecil. Ah, terlalu naif kalau kukatakan aku tak bisa jatuh cinta dengan kalian.
Bayanganku jatuh samar pada kaca jendela. Sudah beruban kepala ini. Entah usiaku akan berhenti pada detik ke berapa dari total waktu yang aku punya. Aku mulai ringkih dan tertatih untuk terus mengikuti kalian yang tak pernah merasa lelah. Kadang nafasku tersengal karena tak mampu lagi bersuara keras-keras untuk mendiamkan kalian yang riuh gaduh. Kadang langkahku tak bisa lagi melangkah dari satu bangku ke bangku yang lain, mengamati tiap hasil kerja kalian.
Ibarat hari, aku adalah senja yang menuju gelap. Jika tak di sini, di mana lagi bisa kuluapkan rasa kasih sayangku yang meluber sementara rahimku tak mampu mengandung janin calon kehidupan. Di surga kecil inilah kuabdikan segala rasaku untuk kalian.
Anak-anakku, doakan aku—ibu keduamu ini—kelak jika harus berada di sisi-Nya, bisa kutemui para peri kecil seperti kalian.


#6 Taman Kanak-kanak
#15harimenulisdiblog

2 komentar:

Asop mengatakan...

Suka anak-anak ya.. :)

Putripus mengatakan...

bangeettt :)

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak :)

Cari di Sini

 
 
Copyright © Sepotong Keju
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com